REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penambahan jumlah penumpang menjadi parameter keberhasilan dari PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).
"Perlu menjadi perhatian dan kesadaran pada pemilik mayoritas saham PT ini yakni Pemprov DKI. Target keberhasilan dari PT ini adalah bertambahnya penumpang, bukan karena bertambahnya koridor," ujar pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Alvinsyah, Sabtu (14/3).
Menurut Alvinsyah, Transjakarta seharusnya bisa menghindari pengambilan keuntungan sebagai angkutan umum masyarakat. Pemerintah semestinya sadar betul akan menjaga para pengguna jasa bus Transjakarta untuk tetap utuh dan semakin meningkat.
"Bukannya meningkatnya profit sebagaimana layaknya yang lazim dituntut dari suatu badan usaha berbentuk PT," tegas Alvinsyah.
Dengan kejadian terbakarnya bus pada pekan lalu, membuat penumpang malahan akan semakin kurang percaya akan tingkat keamanan bus Transjakarta. Hingga kini PT Transjakarta memang telah memutuskan untuk menarik 30 bus bermerek Zhongthong, yang serupa dengan yang terbakar.
Pemeriksaan pun akan dilakukan pada semua bus bermerek Zhongthong selama dua sampai tiga pekan. Terdapat 30 bus Angkutan Malam Hari (Amari) yang akan dioperasikan untuk menggantikan bus yang tengah dalam pemeriksaan.
"Karena lembaga pengelolanya berbentuk korporasi, maka konsep costumer oriented menjadi penting, agar image PT Transjakarta tetap terjaga dan meningkat sehingga customernya bertambah," ungkap Alvinsyah.