REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan riset NIIFTA cara paling efektif untuk menjaga kulitas warisan budaya adalah dengan menggunakan teknologi radiasi juga telah dikembangkan dalam bidang kedokteran, pertanian, pengolahan air dan pengawetan makanan.
Seperti yang dikabarkan melalui siaran pers Rosatom, BUMN nuklir asal Rusia, Jumat (13/3), selama ini metode paling umum untuk merawat warisan budaya adalah dengan pengolahan bahan kimia, menjaga kondisi suhu tempat penyimpanan dan penggunaan lapisan film sebagai pelindung.
Namun semua metode tersebut tidak dapat memberikan perlindungan jangka panjang pada benda warisan budaya seperti buku, naskah dan lukisan-lukisan kuno yang rentan rusak akbiat serangan mikroorganisme, jamur dan serangga.
The Research Institute of Applied Physics and Automation (NIIFTA) anak perusahaan Rosatom, membuktikan radiasi dengan dosis 15 kilogram sudah cukup untuk membersihkan kertas dari jamur.
Tiga jenis kertas yang digunakan dalam penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada perubahan sifat fisik kertas yang terjadi akibat proses radiasi.
Tidak hanya buku dan lukisan, teknik ini juga bisa digunakan untuk melindungi barang warisan budaya lainnya seperti patung.
Dengan menggunakan kobalt-60 isotop yang aman dan tidak meningalkan sisa radiasi pada barang setelah proses radiasi, sehingga orang-oirang dapat menyentuh tanpa takut terkena radiasi.
Proses radiasi warisan budaya juga telah sesuai dengan peraturan dan standar keselamatan yang ketat dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). IAEA telah menyerukan seluruh pelaku industri nuklir untuk memanfaatkan teknologi nuklir guna menjaga warisan budaya dunia.