REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sebanyak 360 jembatan gantung di Kabupaten Lebak, Banten kondisinya rusak karena usia sehingga berdampak terhadap akses ekonomi masyarakat setempat.
"Kami tahun ini mengalokasikan dana pembangunan jembatan gantung sebesar Rp 15 miliar melalui APBD kabupaten," kata Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya di Lebak, Kamis (12/3).
Ia menyebutkan, Kabupaten Lebak adalah daerah dengan jembatan gantung terbanyak karena terdapat daerah aliran sungai dengan kapasitas sungai utama dan anak sungai. Hampir di semua kecamatan terdapat jembatan gantung untuk menghubungkan desa.
Pemerintah daerah dari tahun ke tahun terus melakukan perbaikan pembangunan jembatan gantung. Pada 2014, sebanyak 11 jembatan dibangun dengan alokasi APBD Rp 10 miliar.
"Kami terus mengusulkan dana pembangunan jembatan gantung kepada pemerintah pusat juga pemerintah provinsi Banten," katanya.
Menurut dia, dari 360 jembatan gantung, yang kondisinya rusak ringan sebanyak 150, rusak sedang 97, dan rusak berat 113. Penyebab kerusakan jembatan itu akibat dimakan usia dan juga konstruksinya kurang berkualitas.
Selain itu juga karena diterjang bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor. "Saya kira jembatan gantung yang berlokasi di Desa Pajagan Kecamatan Sajira putus hingga 45 siswa SD terjatuh ke sungai akibat dimakan usia," katanya.
Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Lebak Wawan Kuswanto mengatakan pemerintah daerah tahun ke tahun terus mengalokasikan dana perbaikan jembatan gantung. Pada 2015, kata dia, perbaikan jembatan gantung dialokasikan dana sebesar Rp15 miliar untuk pembangunan di 13 jembatan gantung.
Ke-13 jembatan itu tersebar di 12 kecamatan yaitu Kecamatan Kalanganyar, Malingping, Bojongmanik, Curugbitung, Panggarangan, Cirinten, Wanasalam, Lebakgedong, Muncang, Cikulur, Cimarga, dan Kecamatan Leuwidamar.