Kamis 12 Mar 2015 21:42 WIB

Gas Melon Tembus Rp 23 Ribu di Bandung

Rep: c12/ Red: Karta Raharja Ucu
Gas ukuran 3 kg alias gas melon.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Gas ukuran 3 kg alias gas melon.

REPUBLIKA.CO.ID, BALEENDAH -- Harga gas elpiji 3 kilogram tingkat eceran di Kecamatan Baleendah, Bandung, Jawa Barat menembus Rp 20 ribu. Tingginya harga gas melon tersebut membuat warga setempat mengeluh lantaran kesulitan memasak.

Wahib, warga Desa Ranca Manyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, mengaku dalam beberapa bulan terakhir, ia membeli gas elpiji 3 kilogram seharga Rp 23 ribu dari warung pengecer.

Karena kesulitan mendapatkan gas 3 kilogram, ia menggunakan kayu bakar untuk memasak. Sementara gas hanya digunakan Wahib untuk membuat kerupuk yang kemudian akan dijual di warung-warung kelontong.

"Kayu-kayu ini untuk masak air, yang gas buat buat bikin kerupuk. Nanti kerupuknya ditaruh di warung-warung," ujar pria yang memiliki dua anak dan enam cucu di rumahnya itu, Kamis (12/3).

Pedagang gas 3 kilogram eceran di pinggir Sungai Citarum, Iis, mengaku menjual gas tersebut dengan harga Rp 21 ribu. Dari pangkalan, ia membeli dengan harga Rp 18 ribu per tabungnya. "Ini sudah dua bulanan, pas tahun baru kemarin lah," ujar dia.

Sebelum mengalami kenaikan, ia biasa menjual gas itu dengan harga Rp 18 ribu. "Dari pangkalah, teteh dulu belinya Rp 16 ribu," tutur perempuan yang memiliki satu anak ini.

Sementara, salah satu pemilik pangkalan gas di Desa Ranca Manyar, Iwan Koswara, mengaku masih menjual gas tersebut dengan harga yang ditentukan kabupaten, yakni Rp 16.600. Dari agen, selama ini ia beli dengan harga Rp 14.750.

Menurutnya, kenaikan ini sudah terjadi sejak dua bulan lalu. Sebelumnya, harga gas 3 kilogram di pangkalannya masih Rp 14.400. Saat itu, dari agen ia beli dengan harga Rp 13.400.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement