Jumat 13 Mar 2015 08:37 WIB

Haul Tuan Guru Besilam, Umat Islam Doakan Rupiah Menguat

Rep: C60/ Red: Erik Purnama Putra
Suasana haul (ilustrasi).
Foto: Ist
Suasana haul (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ribuan umat Islam dari berbagai daerah sejak Kamis Pagi (12/3) sudah berkumpul di perkampungan religius Babussalam. Mereka datang ke Desa Besilam Babussalam, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat untuk menghadiri peringatan haul ke-91 Tuan Guru Babussalam, Yarham Syekh H Abdul Wahab Rokan Al-Khalidi Naqsabandi.

Sejak pagi, umat Islam tampak memadati arena Madrasah Pondok Pesanteren Babussalam. Tidak hanya di lokasi acara, namun ribuan jemaah juga memadati jalan-jalan menuju lokasi inti pengajian. Ribuan jamaah Islam yang berjubel ini membuat jalur menuju lokasi sulit dilalui.

Peringatan hari wafat pendiri dan penyebar Thariqat Naqsabandiyah ini dirangkai dengan berbagai kegiatan keagamaan seperti seperti suluk, zikir, ratib saman dan pembacaan ayat-ayat suci Alquran.

Salah satu tokoh ulama yang hadir di acara, Tuan Guru Babussalam Syekh H Hasyim Al Syarwani menyampaikan ucapan terimakasih atas kehadiran para jamaah dan apatur pemerintah yang menghadiri undangan.

"Kami yang hadir saat ini memohon kepada Allah SWT untuk kemaslahatan ummat di Indonesia khususnya Sumatra utara agar lebih sejahtera,” ujar Syekh H Hasyim Al Syarwani di Langkat, Jumat (9/3).

Di hadapan jamaah, ia mengatakan keprihatinannya terhadap kondisi umat di Indonesia. Menurut dia, kondisi masyakat Indonesia sedang berada dalam kondisi buruk akibat menurunnya harga nilai rupiah di mata dolar AS. Hal tersebut juga secata langsung berdampak terhadap umat Islam di Sumut

Sehingga dia mengajak peserta yang hadi untuk bermunajat meminta pertolongan Allah agar segera mengembalikan kondisi perekonomian Indonesia agar kembali normal. “Kami yang hadir saat ini terus berdoa untuk Indonesia Khususnya Provinsi Sumut agar cepat terlepas dari kesulitan apalagi saat ini dolar sudah mencapai Rp 13 ribu,”ujarnya.

Menurut dia, sebagian besar umat Islam di Sumut terkena dampak buruk langsung dari anjloknya niai tukar tersebut. Hal itu disebabkan perekonomian para jamaahterutama yang berasal dari Riau, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan dan Labuhan Batu berpenghasilan dari Kelapa Sawit dan Karet.

Pada puncak acara tersebut, hari pula Gubernur Sumatra Utara, Gatot Pujo Nugroho beserta wakilnya Tengku Erry Nuradi, Tuan Guru Syekh Haji Hasyim Al Syarwani, Mursyid Syech Haji Ismail Royan, Pimpinan Majelis Taklim Tazkira KH Amiruddin MS, Pemangku Adat Kesultanan Langkat Tuanku Azwar Abdul, Syekh H Ali Akbar Marbu.

Dalam sambutannya, Gatot Pujo Nugroho tidak menampik fakta ter[ukulnya perekonomian warga di Sumut akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. "Seperti informasi tuan guru bahwa jamaah yang datang dari berbagai daerah rata-rata bermata pencaharian bidang perkebunan yakni Kelapa Sawit dan Karet, dan ini agak terganggu," ujarnya.

Untuk itu Gatot meminta warga Sumut untuk tidak khawatir dan terus bekerja sebagaimana mestinya. "Maka dengan bekerja dan beramal itu wujud syukur kita kepada Allah SWT. Dengan itu pula kondisi perekonomian yang diingatkan Tuan Guru yakni harga Karet dan Sawit kita doakan segera membaik kembali," harapnya.

Haul tuan Guru Besilam merupakan acara tahunan yang digelar umat Islam untuk memperingati wafatnya Syekh H Abdul Wahab Rokan Al-Khalidi Naqsabandi. Acara yang sudah digelar selama tiga hari berturut-turut ini banyak dihadiri umat Islam di Sumut, Riau dan Aceh untuk mengenang perannya dalam menyebarkan Islam di Tanah Sumatra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement