Kamis 12 Mar 2015 19:56 WIB

Jumlah Petani Indonesia Menyusut Drastis

Petani memberi pupuk pada tanaman bawang di Desa Gunting, Sukorjo, Pasuruan, Jatim.
Foto: Antara/Adhitya Hendra
Petani memberi pupuk pada tanaman bawang di Desa Gunting, Sukorjo, Pasuruan, Jatim.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Wali Kota Sukabumi, Mohamad Muraz mengatakan pelaku utama produsen pangan, terutama petani, semakin menyusut. Penyebabnya karena kurang menariknya usaha budi daya pertanian.

"Pada 2013 jumlah petani hanya 5.600 orang dan 80 persennya berusia di atas 50 tahun dan tahun ini diperkirakan jumlahnya sudah di bawah 5.000 orang, padahal petani merupakan produsen utama pangan di Kota Sukabumi," katanya di Sukabumi, Kamis (12/3).

Menurut Muraz, semakin minimnya produsen pangan ini juga disebabkan terus berkurangnya lahan pertanian di Kota Sukabumi karena alih fungsi. Selain itu, penyebab lainnya minat pemuda menjadi petani saat ini sudah sangat jarang, bahkan lulusan SMA maupun perguruan tinggi lebih memilih bekerja di perusahaan padahal lulusan ilmu pertanian.

Maka dari itu akademisi dan pendidik agar berupaya dan berkiprah secara konkrit menyelenggarakan, sekaligus meningkatkan dan mengembangkan kualitas pendidikan pertanian dan agribisnis. Selain itu, meningkatkan keinginan para peserta didik untuk menjadi petani sejak dini dan berkelanjutan.

"Kami khawatir jika produsen pangan semakin berkurang dan lahan pertanian menyusut maka tidak menutup kemungkinan Kota Sukabumi akan kesulitan pangan, apalagi saat ini distribusi pangan mayoritas berasal dari luar daerah," tambahnya.

Ia mengimbau kepada seluruh komponen pembangunan pangan agar melakukan evaluasi dan introspeksi diri terutama mengenai kontribusinya terhadap kondisi ketahanan pangan. Hal ini sangat perlu dilakukan mengingat tantangan dan hambatan yang dihadapi akan semakin berat terutama dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Untuk itu, kebijakan serta program pemerintah tentang penganekaragaman konsumsi pangan lokal harus ditingkatkan dan dikembangkan oleh semua pihak, karena masih banyak potensi lokal yang belum tergali dan termanfaatkan khususnya dalam upaya memperkuat daya tawar masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement