REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, berimbas kepada pengrajin tempe. Pasalnya, mereka harus menyiasati kenaikan harga yang diakibatkan pelamahan nilai tukar tersebut.
"Kalau harga tempe sih tidak mungkin naik," terang Rutina, salah seorang pengrajin tempe di Sepatan, Kabupaten Tangerang, Kamis (12/3).
Rutina menjelaskan saat harga dolar naik pengrajin menyikapinya dengan mengurangi ukuran tempe yang ia produksi. Lanjut rutina, biasanya dia menjual setengah kilo tempe dengan harga Rp 5.000.
Namun saat harga dolar naik ia mengurangi sedikit berat tempe yang diproduksi dengan harga jual yang sama. "Ya pinter-pinternya orang dagang lah," jelas Rutina.
Rutina mengungkapkan kenaikan harga dolar sangat memberatkan. Pasalnya, melemahnya nilai tukar rupiah itu dibarengi dengan kenaikan harga bahan-bakar minyak (BBM).
"Itu jadi menambah ongkos produksi, cuma ya itu kita menyiasati dengan terus mngurangi berat produksi tempe," kata Rutina.