Kamis 12 Mar 2015 16:57 WIB

Samudera Hindia Harus Jadi Halaman Depan Indonesia

  Pemandangan laut lepas Samudera Hindia dari puncak tebing karang di Pulau Sempu.   (Erik Purnama Putra/Republika)
Pemandangan laut lepas Samudera Hindia dari puncak tebing karang di Pulau Sempu. (Erik Purnama Putra/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Deputi Koordinasi Bidang SDM Kementerian Koordinator Kemaritiman RI, Dr Ir Safri Burhanuddin, mengatakan kebijakan pembangunan masih umumnya ke Pantai Timur Sumatra dan Pantai Utara Jawa. Padaha, potensi Samudera Hindia lebih besar dan bisa jadi halaman depan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dengan potensi yang besar, Samudera Hindia dapat menjadi halaman depan NKRI, katanya dalam Deklarasi dan Seminar Forum Akademis Samudera Atau Indian Ocean Academic Forum (IOAF) di Padang, Kamis (12/3).

Pada kegiatan itu Safri Burhanuddin tampil sebagai pembicara kunci pada seminar bertema 'Menoleh Ke Samudera Hindia, Menuju Poros Maritim Dunia', digelar di Aula Balairung Caraka, Kampus Proklamator I Universitas Bung Hatta, (UBH) Padang.

"Kenyataannya saat ini Indonesia masih memunggungi Samudera Hindia dan belum memanfaatkan potensinya secara optimal," ujarnya.

Ia menjelaskan Sanudera Hindia mengandung 65 persen minyak mentah dunia, 53 persen gas alam, 80,7 persen emas, 55 persen timah, dan 77,3 persen karet alam. "Dari segi populasi, sepertiga total penduduk dunia, atau sekitar dua miliar jiwa terdapat di negara-negara Samudera Hindia," tambahnya.

Samudera Hindia, kata dia, merupakan salah satu samudera penting yang memberikan banyak harapan dan keanekaragaman potensi yang belum termanfaatkan bagi Pemerintah Indonesia. Samudera Hindia juga kaya akan potensi sumber ikan terutama ikan tuna.

"Sumber daya gas metan yang dapat digunakan sebagai energi alternatrif pengganti BBM dan sumber daya lainnya seperti mineral dan minyak bumi," sebutnya.

Menurut dia, Samudera Hindia dapat sebagai bagian halaman depan NKRI dan memperkuat dan meningkatkan kebijakan Pemerintah Indonesia terhadap Samudera Hindia.

Selain itu, perlu meningkatkan partisipasi aktif kalangan akademisi dan kalangan bisnis (business summit) dalam meningkatkan survei, penelitian dan pengkajian terhadap Samudera Hindia. "Khususnya pengumpulan data untuk penetapan batas wilayah laut, potensi sumber daya hayati dan non hayati, serta jasa kemaritiman," ucap dia.

Ia menyebutkan tak hanya itu perlu memperkuat dan mempererat kerja sama internasional di wilayah Samudera Hindia dalam rangka mempercepat pembangunan kemaritiman Indonesia dalam rangka menuju poros maritim dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement