Kamis 12 Mar 2015 07:44 WIB

70 Persen Wilayah Sukabumi Rawan Bencana

Rep: Riga Iman/ Red: Ilham
 Kondisi tanah longsor (ilustrasi)
Kondisi tanah longsor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebagian besar wilayah di Kabupaten Sukabumi dinyatakan sebagai kawasan rawan pergerakan tanah. Fakta ini didasarkan hasil penelitian dan evaluasi yang dilakukan Badan Geolog dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat.

‘’Dari data yang diperoleh, sekitar 70 persen wilayah Sukabumi rawan pergerakan tanah,’’ kata Kepala Seksi Geologi Dinas ESDM Kabupaten Sukabumi, Yuswandi kepada wartawan, Kamis (12/3). Kawasan rawan pergerakan tanah tersebut tersebar baik di wilayah utara maupun selatan Sukabumi.

Menurut Yuswandi, wilayah rawan pergerakan tanah dibagi per zona yakni aman, menengah, dan kritis. Kerawanan ini salah satunya dikarenakan daerah Sukabumi berada di zona patahan yakni sesar Cimandiri dan lempeng Samudera Atlantik.

Dicontohkan Yuswandi, daerah yang rawan pergerakan tanah antara lain terdapat di Kecamatan Sagaranten, Nyalindung, Pabuaran, dan Cidolog. Lebih lanjut dia menambahkan, kawasan yang tidak terdata sebagai daerah rawan pergerakan juga bisa berpotensi terjadi bencana. Hal ini dikarenakan adanya perubahan tata guna lahan oleh masyarakat.

Kepala Bidang Air Tanah dan Geologi Lingkungan Dinas ESDM Kabupaten Sukabumi Agus Purnama menerangkan, lembaganya telah melaukan upaya pemetaaan secara detail kawasan rawan pergerakan tanah. "Dari 47 kecamatan, baru empat kecamatan yang sudah secara detail dipetakan,’’ terang dia.

Kecamatan tersebut yakni Sagaranten, Nyalindung, Curug Kembar, dan Bantargadung. Sementara kecamatan lainnya belum dilakukan pemetaan kerawanan pergerakan tanah secara menyeluruh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement