REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Pemerintah Kabupaten (pemkab) Semarang dinilai lamban dalam merespon persoalan kenaikan harga beras di pasaran.
Meski sudah satu bulan lebih harga beras melambung di wilayah Kabupaten Semaran, pemerintah setempat belum melkukan upaya apapun dalam mengendalikannya.
“Di pasar dan kios pengecer, harga beras masih di atas kisaran Rp 11 ribu per kilogram,” tegas Novita (31), warga Gedanganak, kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Rabu (11/3).
Bagi keluarganya yang berpenghasilan pas- pasan sebagai buruh pabrik, kenaikan harga beras yang masih bertahan ini sangat memberatkan.
Celakanya, hingga saat ini belum ada langkah konkret dari pemerintah, dalam hal ini Pemkab Semarang, untuk mengupayakan beras dapat diperoleh dengan harga murah.
“Loh, biasanya kalau harga beras naik itu ada operasi pasar atau obral beras murah agar terjangkau masyarakat. Tapi kini tidak ada lagi,” kata ibu dua anak ini.
Harga beras yang terus bertahan di atas Rp 11 ribu per kilogram ini juga dikeluhkan oleh Muslikah (46), warga Desa/Kecamatan Sumowono.
Ia mengaku dalam satu bulan terakhir ini arus lebih bijak dalam mengatur kebutuhan keluarganya, Karena di luar bahan utama konsumsi keluarga masih ada kebutuhan biaya lainnya.
“Persoalan bertambah, manakala hasil produksi sayuran juga kurang optimal akibat masih curah hujan yang masih tinggi,” jelasnya.
Ia mengaku, harga beras di pasar Sumowono juga belum ada tanda-tanda kembali normal. Jenis C4 biasa harganya masih bertahan Rp 11 ribu per kilogram.
Sementara ini kebutuhan keluarganya hanya mengandalkan beras bagi warga miskin (raskin). “Masih beruntung, distribusi raskin tak ada persoalan,” tegasnya.
Sugito (57), penjual beras di Ambarawa mengatakan, beras mentik wangi yang semula hanya dijual Rp 10.800 per kilogram, kini dijual dengan harga Rp 12.500 per kilogram.
Sementara beras jenis C4 yang semula hanya dijual Rp 9.500 per kilogram kini dijual Rp 11.000 per kilogram.
Beras jenis beras C4 Super Rp 9.500 per kilogram kini menjadi Rp 11.500 per kilogram dan Pandan Wangi yang sebelumnya dijual Rp 11.000 per kilogram kini Rp 12.500 per kilogram.
Karena masih tinggi, kini permintaan beras kecenderungannya juga terus menurun. “Saya juga tidak tahu, kalau tidak mengonsumsi beras lalu masyarakat makan apa,” tambahnya.