Rabu 11 Mar 2015 18:03 WIB
Eksekusi Mati Gembong Narkoba

Mufti Australia Berharap Indonesia Maafkan Duo Bali Nine

Rep: C13/ Red: Ilham
Duo Bali Nine, Andrew Chan and Myuran Sukumaran sedang menunggu eksekusi hukuman mati.
Foto: AP Photo
Duo Bali Nine, Andrew Chan and Myuran Sukumaran sedang menunggu eksekusi hukuman mati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mufti atau Ulama Besar Australia, Ibrahim Abu Mohammed meminta pemerintah RI untuk mempertimbangkan permohonan maaf dua warga Australia yang masuk ke dalam kasus Bali Nine. Permintaan ini diucapkannya saat mengunjungi Kementerian Agama yang disambut oleh Menag RI Lukman Hakim Saifuudin di Jakarta, Rabu (11/3).

Dalam pernyataan yang disampaikan dalam konferensi pers, Ibrahim mengaku ingin menyampaikan banyak hal kepada seluruh masyarakat Indonesia. Menurutnya, warga Australia terutama kaum Muslim sangat menghormati kedaulatan negara Indonesia. Maka dari itu, dia mengaku tidak ingin mencampuri dan tidak akan mengomentari ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku.

“Kami ingin menyatakan kepada seluruh masyarakat Indonesia dan pemerintahnya bahwa korban jiwa yang telah terjadi akibat narkoba sama besarnya dengan kehilangan semua harta di dunia,” ungkap Ibrahim. 

Dia juga mengatakan, hubungan antara kedua negara Australia dan Indonesia merupakan hubungan negara bertentangga yang bersejarah. Oleh sebab itu, terang Ibarhim, kedua negara  akan tetap selalu saling menghormati. Dia juga berharap hubungan ini tidak boleh terganggu oleh peristiwa yang terjadi belakangan ini.

Mufti Australi ini mengaku sangat menghargai usaha pemerintah Indonesia. Terutama, terhadap pihak keamanan dalam usaha melindungi komunitas Indonesia dan juga masyarakat dunia dari perbuatan kriminal dalam segala bentuknya. “Khususnya kejahatan narkoba,” jelasnya. 

Pimpinan umat Muslim Australia ini juga mengaku tidak meragukan kejahatan narkoba merupakan sebuah perbuatan kriminal yang membawa konsekuensi hukum. Ia juga menyatakan penetapan sebuah hukuman ini diharapkan bisa membawa perubahan positif bagi kehidupan sebuah bangsa dan norma-norma kehidupan yang dijunjungnya. 

Maka dari itu, Ibrahim menegaskan bahwa  permintaan maaf akan menjadi simbol dari ketinggian moral keagamaan. Dia berharap pemerintah RI bisa mempertimbangkan hal ini sebelum mengeksekusi dua warga Australia yang akan dihukum mati karena narkoba itu. “Karena langkah mulia ini selalu dijunjung tinggi oleh semua ajaran-ajaran agama di atas muka bumi ini khususnya islam,” tutupnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement