REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Smailing Tour, jasa perjalanan yang membawa 16 WNI ke Turki yang hilang, bukan hanya telah melaporkan kehilangan rombongannya ke KJRI Turki dan kepolisian setempat. Chief Operating Officer PT Smailing Tour Group, Davy Batubara, Rabu (11/3), mengatakan telah berupaya mengontak pihak keluarga.
Davy mengatakan, Smailing Tour telah mencoba menghubungi pihak keluarga dari 16 orang tersebut sesuai dengan data-data yang diberikan. Namun, upaya itu gagal lantaran nomor kontak yang diberikan tidak dapat dihubungi. Sementara selain data tersebut, Smailing Tour hanya memiliki fotokopi paspor dari 16 orang tersebut sebagai dokumen resmi perjalanan.
Terkait adanya keluhan dari pihak keluarga, Smailing Tour hingga saat ini belum menerimanya dari pihak manapun yang merasa kehilangan keluarganya. Pun dengan laporan yang diterima oleh pihak Pemerintah lewat Kementerian Luar Negeri. Davy pun mengakui, kasus memisahkan diri ini dapat dikatakan bukan sebagai kasus orang hilang.
Pasalnya, 16 orang tersebut yang memutuskan untuk memisahkan diri dari rombongan, bukan semata-mata hilang dari rombongan saat mengikuti tur bersama Smailing Tur. Untuk saat ini, Smailing Tour telah menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah terkait upaya pencarian 16 WNI itu. Semua data-data yang dibutuhkan pemerintah pun sudah diberikan.
''Sekarang ini kan semuanya sudah kami serahkan ke Pemerintah lewat Kementerian Luar Negeri. Nanti Kemenlu bakal berkoordinasi dengan instansi terkait. Jika ada mediasi mungkin kami baru dihubungi dan sejauh ini kami akan mengikuti prosedur serta proses dari pemerintah,'' tutur Davy.