Selasa 10 Mar 2015 21:23 WIB

Perusahaan Asing Keluhkan SDM Pekerja Indonesia

Rep: Laeny Sulistyawati / Red: Ilham
Indonesia menjadi pemasok tenaga kerja murah bagi perusahaan asing. (ilustrasi)
Foto: karyaburuh.blogspot.com
Indonesia menjadi pemasok tenaga kerja murah bagi perusahaan asing. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- CEO pabrik sepatu PT KMK Global Sport di Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, CK Song mengeluh kurangnya tenaga spesialis dari Tanah Air.

“Saya sebagai investor tidak ingin keluar uang banyak dengan mempekerjakan tenaga asing. Tetapi, Indonesia kekurangan  tenaga spesialis,” katanya saat menerima kunjungan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Indonesia M Hanif Dhakiri di area pabriknya, di PT KMK Global Sport, Selasa (10/3). 

Padahal, kata dia, tenaga spesialis penting untuk menjamin produksi Indonesia dapat bersaing dengan produk negara lain. “Jadi, saya mohon pemerintahan presiden Indonesia Joko Widodo untuk fokus ke sumber daya manusia (SDM) nya,” ujarnya.

Song menyontohkan, di Korea terdapat sekolah khusus untuk pembuatan sepatu. Lulusan kejuruan yang dihasilkan sekolah itu memiliki keahlian khusus yang tidak dimilki oleh negara lainnya. Ini bisa menjadi keunggulan kompetitif bagi pekerja untuk bersaing dengan pekerja negara lainnya. 

Menteri Ketenagakerjaan, M Hanif Dhakiri mengaku permintaan tersebut merupakan masukan positif. Di masa mendatang, kata dia, tenaga kerja memang dituntut meningkatkan kualitasnya untuk dapat bersaing ditingkat ASEAN, maupun global. Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi terus sistem pelatihan kerja yang ada di Indonesia, baik oleh Kemenaker maupun pemerintah daerah (pemda) dan instansi lainnya. 

“Akan kita dorong agar output bisa berorientasi ke kompetensi yang dibutuhkan,” katanya.    

Dengan mendorong sistem pelatihan kerja untuk berorientasi kepada kompetensi tertentu, Hanif optimistis akan dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja spesialis yang dibutuhkan. "Agar tenaga kerja spesialis seperti yang diminta Bapak Song bisa dicukupi oleh sistem pendidikan formal maupun sistem pelatihan kerja kita," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement