REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Sindai, Kecamatan Sajira dan Pasir Eurih, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak putus. Akibatnya, 45 siswa SD jatuh ke sungai yang sedang berarus deras.
"Beruntung, musibah ini tidak menimbulkan korban jiwa," kata Kasubag Pemberitaan Humas Sekretariat Pemerintahan Kabupaten Lebak Aep Dian Hendriawan di Lebak, Selasa (10/3).
Menurut dia, jembatan gantung berusia 27 tahun itu kekuatannya hanya mampu dilintasi empat sampai lima orang. Selain itu, kayu jembatan yang dilintasi sudah lapuk dan berlubang, termasuk penahan dari sling kawat.
Kemungkinan jembatan itu putus karena tidak kuat menahan beban 45 siswa SD dan satu pasangan suami istri yang mengendarai sepeda motor.
"Semua warga yang melintasi jembatan itu tercebur ke Sungai Ciberang yang kondisinya deras," kata Aep.
Ia mengatakan, pihaknya hingga kini belum menerima laporan korban jiwa akibat robohnya jembatan tersebut. Namun, satu siswa SD kelas V bernama Umi (11 tahun) mengalami luka serius pada bagian kepala akibat terbentur batu.
Saat ini, Umi ditangani oleh tenaga medis RSUD Adjidarmo Rangkasbitung. Sedangkan, korban lain sebanyak empat siswa mendapat perawatan medis di Puskesmas Pajagan karena lukanya tidak serius.
"Pemerintah daerah dalam waktu dekat ini akan membangun kembali jembatan yang roboh itu," katanya.
Para siswa yang selamat mengaku kaget tercebur ke sungai yang deras itu. Jembatan roboh setelah tali sling kawat penahan jembatan gantung putus.
"Kami jatuh ke sungai dan tidak begitu dalam sehingga menyelamatkan diri dengan cara berenang," kata seorang siswa Amin.