Selasa 10 Mar 2015 12:18 WIB

Bupati Banjar Raih Anugerah ADITANGGUH

Bupati Banjar Sultan H Khairul Saleh menerima anugerah ADITANGGUH dari Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Selasa (10/3).
Foto: Dok kabbanjar
Bupati Banjar Sultan H Khairul Saleh menerima anugerah ADITANGGUH dari Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Selasa (10/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Bupati Banjar, Kalimantan Selatan, Sultan H Khairul Saleh kembali meraih penghargaan di tingkat nasional. Kali ini, Sultan Khairul Saleh mendapat anugerah ADITANGGUH dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).


ADITANGGUH adalah penghargaan yang diberikan BNPB bagi kepala daerah yang memiliki pengabdian dan kepemimpinan yang luar biasa terhadap penanggulangan bencana di wilayah yang dipimpinnya.
Tahun ini, hanya ada dua kepala daerah yang mendapat anugerah ADITANGGUH, yakni Bupati Banjar dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Sultan Khairul Saleh menjadi satu-satunya kepala daerah tingkat kabupaten/kota yang meraih anugerah ADITANGGUH.  Penghargaan itu langsung diserahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana antara BNPB dengan BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota Se-Indonesia Tahun 2105,  di Hotel Bidakara Jakarta pada Hari selasa (10/3).

Sultan Khairul Saleh tampak haru dan bangga saat menerima penghargaan ADITANGGUH. Ia berharap Penghargaan ini kembali memperkuat citra Pemerintah Kabupaten Banjar di tingkat nasional yang terus-menerus bersinar dengan prestasi yang membanggakan.

“Rasa bangga dan terima kasih saya sampaikan kepada seluruh jajaran BPBD Banjar yang selama ini terus bekerja keras dan siaga terhadap kerawanan bencana alam di daerah,” ujar Sultan Banjar ini kepada ROL, Selasa (10/3).

Kabupaten Banjar, menurut ketua IPHI Kalsel ini, merupakan daerah rawan bencana terutama apabila datangnya musim hujan dan kemarau. Apabila musim hujan beberapa daerah bisa terendam banjir dan apabila dimusim kemarau krisis air bersih dan juga kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan kabut asap, juga bisa melanda beberapa daerah sekitar Kabupaten Banjar.

Oleh karenanya,  Sultan Khairul Saleh yang telah dua periode memimpin Kabupaten Banjar telah membentuk BPBD sejak 13 Mei 2011 melalui Perda Kabupaten Banjar No. 11 Tahun 2011. Menurut dia, keberadaan BPBD telah mampu memberikan tindakan nyata untuk mengurangi permasalahan-permasalahan bencana alam di wilayahnya.

Saat Banjir melanda sejumlah wilayahnya, tanpa mengenal lelah orang nomor satu di Kabupaten Banjar juga rela menyisir setiap ruas jalan desa yang digenangi air, untuk melihat langsung kondisi warga masyarakatnya yang telah terkena dampak banjir serta sekaligus membagikan logistik berupa sembako yang sangat diperlukan warga saat kondisi tersebut. 

Sultan Khairul Saleh menegaskan, prestasi nasional yang diraih bukan sebuah titik akhir untuk meningkatan kewaspadaan terhadap bencana alam. “Ini mengingat bencana yang datang tidak bisa diprediksi bahkan terjadi dengan tiba-tiba,” ungkapnya.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pada kesempatan tersebut mengatakan,  hanya orang yang memiliki visioner dan leadership yang baik, yang mampu memberikan kontribusi terbaik di bidang kebencanaan. Indonesia yang memiliki kondisi geografik yang rentan terhadap bencana harus memiliki SKPD yang langsung menangani mitigasi bencana. 

Hal ini, kata Wapres, dikarenakan fenomena alam tidak dapat diprediksi kapan dan seberapa besar bencana tersebut akan terjadi, oleh karenanya perlu ada strategi khusus dalam penanganan yang cepat dan serius oleh stakeholder terkait. 

Bencana dapat dikurangi dengan adanya pengetahuan tentang mitigasi bencana. Untuk itu, kata Wapres,  kita perlu mendidik dan mempersiapkan diri dari kemungkinan terjadinya bencana. 

“BPBD seluruh Indonesia saya minta juga agar selalu waspada dan tetap aktif turun ke lapangan memantau kondisi masyarakat pasca banjir. Kita harus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, karena kita hadir di tengah rakyat,” ujar Wapres.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement