REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Harga beras di pasaran Kota Palu, Sulawesi Tengah dalam beberapa hari belakangan mulai bergerak turun menyusul pemerintah melalui Bulog setempat menggelar operasi pasar (OP).
"Menurut catatan kami, harga beras yang sebelumnya bergerak naik mencapai Rp 12 ribu per kilogram, kini sudah turun menjadi Rp 10 ribu," kata Kepala Pelayanan Publik Bulog Sulteng, Abdul Gani di Palu, Selasa (10/3).
Dia mengatakan Bulog kembali menggelar OP pada awal Maret 2015 karena harga beras di tingkat pengecer di Palu naik tajam.
Bulog menjual beras lebih murah dari harga yang berlaku di tingkat pengecer yaitu Rp 7.300 per kilogram.
"Itu harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah," kata Gani.
Meski harga beras di pasar sudah turun, namun Bulog masih melanjutkan kegiatan OP sampai masa panen raya tiba.
Panen raya di Sulteng akan berlangsung mulai akhir Maret hingga Mei 2015.
Bulog memperkirakan saat berlangsung panen raya, harga beras akan kembali turun. Dia juga mengatakan selama OP berlangsung, Bulog Sulteng telah menjual beras kepada masyarakat sekitar 800 ton.
Sementara stok beras yang masih ada di gudang Bulog saat ini mencapai 9.000 ton. Pada tahun ini, Bulog Sulteng menargetkan pengadaan beras untuk stok nasional di provinsi ini sebanyak 36.000 ton.
Kepala Seksi Usaha dan Sarana Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulteng, Rudi Zulkarnain membenarkan harga beras mulai normal setelah Bulog Sulteng menggelar OP. Kenaikan harga beras di Palu selain karena panen belum berlangsung, juga diduga kuat karena ulah para pedagang besar.