Selasa 10 Mar 2015 11:16 WIB

Perusahaan Singapura Garap Sampah Plastik di Bali

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Sampah plastik
Foto: abc news
Sampah plastik

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah Provinsi Bali bekerja sama dengan perusahaaan multinasional Singapura, PT Enviro Pallets untuk menangani persoalan sampah, terutama sampah plastik di Bali. Perusahaan ini akan mendaur ulang sampah plastik menjadi palet-palet pengiriman untuk mengangkut barang yang bisa dijual secara lokal, seperti Jakarta dan Surabaya, juga diekspor ke beberapa negara di luar negeri.

"Pengolahan ini akan mengurangi pemakaian bahan baku kayu untuk pembuatan palet. Ini juga meminimalisir penebangan pohon yang mengakibatkan hutan gundul," kata Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta di Denpasar, Selasa (10/3).

Sudikerta memaparkan timbunan sampah di Bali mencapai 10 ribu meter kubik sepanjang 2014. Jumlah sampah plastik di luar kemasan mencapai 600 ton per bulan dan 29 persen dari total sampah di Bali tahun lalu berupa anorganik.

Manajer Perencanaan Enviro Pallets, Bambang Gunardi menjelaskan Enviro Pallets sudah memproduksi 100 persen palet plastik dari bahan sampah daur ulang plastik. Perusahaan juga memiliki visi melestarikan lingkungan hidup dan ekosistem dari dampak sampah plastik, sehingga mendorong produsen dari pabrik-pabik di Indonesia untuk menggantikan palet kayu dengan palet plastik.

Pabrik akan menerapkan teknologi pengolahan plastik baru dari Selandia Baru. Teknologi ini telah dipakai umum di Selandia Baru, namun akan menjadi pertama kalinya di dunia yang digunakan untuk produksi palet komersial.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement