REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gerakan Nasional Anti Miras Chapter Yogyakarta menilai peredaran minuman keras di Kota Yogyakarta semakin mengkhawatirkan, bahkan lembaga tersebut menerima laporan minuman beralkohol dikonsumsi pelajar SD.
"Minuman keras itu sudah dikonsumsi pelajar SD kelas lima dan enam serta pelajar SMP," kata Ketua Gerakan Nasional Anti Miras (Genam) Chapter Yogyakarta, Wikan Widiastari di Yogyakarta, Senin Malam.
Menurut dia, banyak pelajar SD atau SMP yang tidak mengetahui bahwa minuman yang dikonsumsinya termasuk golongan minuman beralkohol, namun ada pula beberapa di antara mereka yang mengetahui bahwa minuman tersebut adalah minuman keras.
"Biasanya mereka mengonsumsi minuman keras oplosan," lanjutnya yang telah menerima lebih dari 10 laporan terkait peredaran minuman keras hingga Februari. Karena itu, Wikan berharap pemerintah daerah bisa terus mengintensifkan pengawasan terhadap peredaran minuman keras sehingga tidak dikonsumsi oleh pelajar.
"Edukasi ke sekolah juga penting, misalnya meminta pelajar untuk tidak sembarangan mengonsumsi minuman terlebih minuman tersebut tidak dikenal sebelumnya," katanya. Pemberian sanksi yang tegas kepada penjual minuman keras, lanjut Wikan, menjadi salah satu langkah untuk mencegah peredaran minuman keras ilegal.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, pemerintah daerah berkomitmen untuk memberantas peredaran minuman keras. "Operasi peredaran minuman keras harus terus diintensifkan baik dari kuantitas maupun kualitasnya. Kegiatan operasi ini menjadi cara yang ampuh untuk memberantas peredaran minuman keras," kata Haryadi.
Peraturan daerah yang dimiliki Kota Yogyakarta tentang minuman beralkohol yang sudah berusia lebih dari 50 tahun, lanjut Haryadi, dirasa masih relevan dengan kondisi saat ini. Pemerintah Kota Yogyakarta masih mengacu pada Perda Nomor 7 Tahun 1953 tentang minuman beralkohol.
"Masyarakat juga perlu berkomitmen untuk memberantas peredaran minuman beralkohol. Misalnya saja dengan membentuk kampung bebas atau anti minuman keras," katanya.