Senin 09 Mar 2015 22:43 WIB

Ribuan Pedagang Karawang Terpedaya Rentenir

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Ilham
Rentenir berlabel koperasi kini marak terjadi. (ilustrasi)
Foto: www.inilahjabar.com
Rentenir berlabel koperasi kini marak terjadi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Ribuan pengusaha mikro di Kabupaten Karawang, Jawa Barat disinyalir terjerat jaringan rentenir. Pasalnya, jaringan rentenir di wilayah semakin merajalela. Akan tetapi, belum ada solusi guna meminimalisasi kondisi tersebut.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Karawang, Asep Junaedi mengatakan, rentenir yang biasa meminjamkan uang secara keliling itu, bukan masuk kategori koperasi. Namun, mereka biasa beroperasi dengan berkedok koperasi dengan bunga yang tinggi.

"Kalau rentenir itu, ya lintah darat. Bukan koperasi," katanya, Senin (9/3).

Bunga yang ditetapkan rentenir itu sampai 40 persen. Sedangkan, koperasi untuk menentukan bunga harus berdasarkan musyawarah dan besarannya dibawah 15 persen.

Menurutnya, jumlah koperasi resmi di wilayahnya mencapai 1.480 unit. Adapun, jumlah pelaku usaha mikro dan kecil tercatat mencapai 38.904. Dari jumlah tersebut, diduga 50 persennya terjerat rentenir.

Supaya para pedagang kecil tidak terjerat rentenir, Asep menyarankan agar di tiap desa ada koperasi resmi. Koperasi itu harus bisa menyediakan pinjaman modal bagi pelaku usaha tersebut. Supaya mereka tidak terjerat jaring perangkap para rentenir tersebut.

Apalagi, kata dia, bujuk rayunya para rentenir bisa membuat mabuk kepayang. Karena mereka akan datang langsung ke konsumen yang sudah jadi targetnya. Dengan kata lain, para rentenir ini memberikan pinjaman dengan mudah.

Secara terpisah, Toing (37) salah seorang pedagang kecil, mengatakan dirinya terpaksa meminjam uang ke rentenir karena tergiur bujuk rayunya. Apalagi, pinjam ke rentenir syaratnya sangat mudah.

"Cukup bawa foto copy KTP, kita sudah dikasih uang pinjaman. Tapi, bunganya sangat tinggi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement