Senin 09 Mar 2015 22:35 WIB

Kiai Hasyim: Pak Jokowi, Ingat Sabdo Pendito Ratu

 Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Hasyim Muzadi ANTARA/Andika Wahyu
Foto: ANTARA /Andika Wahyu
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Hasyim Muzadi ANTARA/Andika Wahyu

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Keputusan Presiden Jokowi untuk mengeksekusi mati 10 pengedar narkoba dinilai akan berpengaruh pada pandangan publik terhadap pemimpin yang diklaim sebagai Presiden Rakyat tersebut.

“Pak Jokowi, ingat sabdo pendito ratu,” ujar anggota Dewan Pertimbangan Presiden KH Hasyim Muzadi, Senin (9/3).

Pepatah Jawa yang berarti ketegasan pernyataan seorang pemimpin bagi rakyatnya tersebut, menurut Kiai Hasyim, harus dipegang sebagai prinsip sang presiden. Terutama dalam kasus intervensi negara lain terhadap keputusan menolak grasi ke-10 pengedar narkoba yang siap dieksekusi di Nusakambangan dalam waktu dekat.

Keraguan atau penundaan, jelas Kiai Hasyim, tidak akan menuai simpati dari dunia internasional. Lantaran imbauan mereka sesungguhnya adalah diplomasi semata, bukan kepentingan kebenaran.

“Di negara mereka sendiri ada hukuman mati. Bahkan mereka diam-diam mencibir Indonesia sebagai negara gampangan,” terang mantan Ketua Umum PBNU ini.

Di dalam negeri pun rakyat akan turun kepercayaannya kepada presiden dan pemerintah jika menuruti keinginan luar negeri.

“Salahnya Indonesia ialah terlalu mengobral media, sehingga transparansi menjadi overdosis,” tegas Kiai Hasyim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement