REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan Kepolisian Daerah setempat sama-sama bertekad agar provinsi itu "zero asap" di tahun 2015. Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) Komisaris Besar (Pol) Suhadi Suwondo menyatakan Satgas Karhutla akan mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga dan fokus pada upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan.
"Masyarakat merupakan objek terkena dampak dari kebakaran lahan gambut, dan mereka yang berada paling dekat dengan lokasi lahan gambut," katanya, Senin (9/3).
Maka dari itu pemerintah memberikan dorongan kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga dan mencegah kebakaran lahan gambut. "Dibentuknya masyarakat peduli api adalah hal yang sangat baik dalam upaya pencegahan dini," ujarnya.
Rumusan strategi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, menurut dia hal yang mendasar dan diharapkan bisa berlaku hingga tugas fungsi Satgas berakhir. Langkah pencegahan Satgas Karhutla Kalbar salah satunya, saat ini, yakni dengan telah mengundang semua kepala daerah dan pengusaha perkebunan sawit dalam mencari solusi untuk menekan titik api di Kalbar.
"Diundangnya kepala daerah dan pengusaha perkebunan sawit yang tergabung pada Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia (GPPI) dan Gabungan Asosiasi Pengusaha Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), karena berdasarkan data satelit tahun 2014, ternyata titik api paling banyak terjadi di lokasi perkebunan," katanya.
Dalam pertemuan itu, para pengusaha perkebunan sawit dan kepala daerah akan duduk satu meja berdiskusi untuk mencari akar permasalahan yang terjadi, agar di musim kemarau nanti tidak ada titik api lagi.Dia juga mengimbau masyarakat untuk tidak lagi membakar lahan dalam bercocok tanam. Dinas pertanian dan hortikultura Kalbar telah menyediakan rekayasa teknologi pertanian melalui program trikodirma. Melalui teknologi ini, masayarakat tidak harus membakar hutan ketika akan bercocok tanam.