REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Peredaran minuman keras di Kota Yogyakarta semakin merajalela. Laporan masyarakat terkait konsumsi miras ini semakin meningkat. Bahkan konsumennya bukan hanya pemuda tetapi juga anak-anak.
"Berdasarkan laporan yang masuk ke kami, konsumen miras di Yogya bahkan anak-anak SD. Ini memprihatinkan," kata Ketua Genam Chapter Yogya, Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM), Wikan Widiastri di sela-sela audiensi dengan Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, Senin (9/3).
Menurut Wikan, hingga Maret 2015 ini dia sudah menerima 10 laporan konsumsi miras dikalangan pelajar. Ironisnya sebagian besar adalah pelajar SMP dan SD. "Umumnya sekolah swasta yang gurunya melapor ke kami. Bahkan miras yang dikonsumsi adalah oplosan," katanya.
Para siswa ini menurutnya membeli miras ini di warung-warung dekat sekolah. Miras oplosan ini biasanya dikemas dalam botol air mineral yang tidak bisa dibedakan secara kasat mata dengan air minum biasa.
Karena itulah melalui audiensi tersebut GeNAM mendesak Pemkot Yogyakarta untuk meningkatkan pengawasan peredaran Miras di Kota Yogyakarta. Bahkan Pemkot diminta untuk intensif mengkampanyekan anti miras di sekolah sehingga para siswa tahu dengan pasti kerugian konsumsi miras ini.
GeNAM sendiri banyak membuat kegiatan sebagai kampanye mawan Miras di Yogya. Salah satunya adalah dengan melakukan edukasi pada anak muda dan siswa terkait Miras, melakukan basic training pejuang anti miras dan apel siaga anti miras di Yogyakarta.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengaku sangat prihatin dengan temuan GeNAM ini. Pihaknya akan meminta instansi terkait untuk terus meningkatkan operasi peredaran miras baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
"Saya minta warung-warung dekat sekolah juga diawasi, ditinjau jangan sampai ada warung menjual miras di Yogya," katanya.