REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan bahwa bus Transjakarta yang terbakar pada Ahad (8/3) di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, akan menurunkan kepercayaan publik pada moda transportasi massal tersebut.
"Terbakarnya lagi bus Transjakarta akan mengakibatkan sikap traumatik dan menumbuhkan stigma bahwa moda transportasi massal ini tidak aman," kata Pengurus harian YLKI, Tulus Abadi dalam keterangan tertulisnya, Ahad (8/3).
Tulus mengatakan, jika kejadian seperti ini terus terjadi, klimaksnya moda transportasi massal yang terbilang sangat diandalkan masyarakat itu akan ditinggalkan oleh warga Jakarta.
"akan menjadi sesuatu yang tragis!," ujarnya.
Menurut Tulus, kejadian tersebut tak hanya bisa dilihat secara satu per satu kasusnya (kasuistik). Namun. kata dia, ada persoalan sistemik yang membelit pengelolaan Transjakarta.
Persoalan tersebut, kata Tulus, patut dicurigai bahwa sejak awal pengadaan bus Transjakarta memang tidak memenuhi standar kualifikasi untuk angkutan umum. Lalu, kata dia, sistem perawatan armada juga patut dicurigai tidak ada keseriusan di dalamnya.
"Hal itu terbukti bahwa saat ini banyak armada Transjakarta yang beroperasi kondisinya sangat memprihatinkan," katanya.
Tulus berharap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama melakukan pembenahan secara total terhadap bus Transjakarta. "Mau tidak mau harus dicari solusi untuk membenahi secara total," katanya.
Sebuah bus Transjakarta terbakar di Jalan Gatot Subroto arah Semanggi, Jakarta Selatan, Ahad (8/3) pagi. Kebakaran sempat membuat lalu lintas tersendat. Pihak Transjakarta mengonfirmasi kejadian tersebut terjadi pada jalur Koridor IX.