Ahad 08 Mar 2015 16:50 WIB

Hampir Sepekan Nelayan Bantul tak Melaut

Rep: Heri Purwata/ Red: Djibril Muhammad
Sebuah perahu nelayan bersiap sandar di Pelabuhan Jongor, Tegal, Jateng, Senin (26/1).
Foto: Antara
Sebuah perahu nelayan bersiap sandar di Pelabuhan Jongor, Tegal, Jateng, Senin (26/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Sudah hampir sepekan nelayan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak melaut. Menyusul gelombang pasang dan angin kencang yang terjadi di kawasan pantai selatan.

Menurut salah satu nelayan, Dardi Nugroho (45), dirinya dan teman-temannya sudah sejak hari Selasa (3/3), tidak melaut. Mereka tidak mau mengambil risiko jika nekat melaut. "Jadi hampir sepekan ini kita tidak melaut," kata Dardi Nugroho, nelayan Pantai Depok, Ahad (8/3).

Ia mengaku sangat kecewa tidak bisa melaut. Sebab saat ini, laut selatan Bantul baru musim bawal yang nilai ekonomisnnya relatif tinggi. "Kalau kita nekat melaut bisa-bisa kapal jukung karam dihantam gelombang," kata Dardi.

Akibat tak melaut, pasokan ikan di pasar ikan Pantai Depok berkurang. Tetapi kondisi ini tidak membuat pasokan langka sebab selain dipasok dari pantai selatan, Pantai Depok dipasok ikan dari kawasan laut Pantura. "Paling banyak pasokan ikan laut berasal dari laut Jawa," ujarnya.

Nasib yang sama juga dialami nelayan di Pantai Samas yang gagal melaut akibat kondisi gelombang yang tak bersahabat. "Sementara tak melaut nelayan memperbaiki jala yang rusak," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement