REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Memasuki pekan pertama Maret 2015, hujan dengan intensitas sedang hingga ringan masih terus mengguyur sejumlah daerah di Wilayah Cirebon. Diprakirakan, musim hujan di wilayah tersebut akan berlangsung hingga akhir April – awal Mei 2015.
‘’Puncak musim hujan sudah berlalu pada akhir Februari lalu,’’ ujar Forecaster Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faaiziyn, kepada Republika, Ahad (8/3).
Pria yang akrab disapa Faiz itu menjelaskan, berakhirnya puncak musim hujan membuat intesitas hujan di Wilayah Cirebon terus menurun. Pada Maret, intesitas hujan diprakirakan hanya akan 150 – 300 mm per bulan. Sedangkan saat puncak musim hujan, intensitas hujan berkisar antara 400 – 600 mm per bulan.
Faiz menambahkan, meski puncak musim hujan sudah berakhir, namun potensi terjadinya bencana di Wilayah Cirebon yang terdiri dari Kota/ Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan, masih mungkin terjadi. Karena itu warga diimbau untuk waspada.
Berdasarkan pantauan di Kabupaten Indramayu, kondisi cuaca dalam beberapa hari terakhir tidak menentu. Terkadang hujan turun di pagi hari dalam waktu beberapa menit. Setelah itu, cuaca akan berganti menjadi panas terik hingga sore hari. Pada malam hari, hujan kadang kembali turun dengan intensitas sedang hingga ringan.
Tak hanya itu, angin terkadang bertiup cukup kencang. Kondisi itu membuat mendung tebal yang bergelayut di atas langit Indramayu menjadi menjauh hingga membuat hujan tak jadi turun.
Sementara itu, kondisi cuaca tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani di Kabupaten Indramayu. Pasalnya, mereka mengalami keterlambatan tanam pada awal musim rendeng (penghujan) akhir 2014 silam. Hal itu menyusul rendahnya intensitas hujan saat awal musim penghujan Oktober 2014.
Keterlambatan tanam itu menyebabkan masa panen rendeng juga mundur menjadi April 2015. Begitu pula dengan musim tanam gadu (kemarau) yang baru bias dilakukan setelah masa panen rendeng selesai. Padahal, berdasarkan prakiraan BMKG, musim hujan akan berakhir pada awal Mei 2015.
‘’Kalau Mei sudah masuk musim kemarau, tanaman padi di musim gadu bisa mengalami kekeringan karena kekurangan air,’’ keluh seorang petani di Kecamatan Sliyeg, Sutatang.