Ahad 08 Mar 2015 08:53 WIB

Raskin pun Ikut Naik

Rep: edy setiyoko/ Red: Damanhuri Zuhri
Beras Raskin
Foto: Republika/Edi Yusuf
Beras Raskin

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Kenaikkan harga beras belakangan, berdampak buruk terhadap Raskin (Beras Miskin). Hampir semua pedagang enggan membeli jatah warga masuk kategori rumah tangga tinggi tersebut. Jika dilakukan transaksi tukar-tambah-pun, nilainya sangat rendah.

Sejumlah pedagang beras di Pasar Sunggingan, Kabupaten Boyolali, Jateng, Ahad (8/3), mengaku enggan membeli Raskin. Selain harganya ikut naik, pedagang khawatir kualitas beras menurun bila disimpan terlalu lama.

Saat ini, harga Raskin Rp 7.000 per kilogram. Sebelum ada gejala kenaikkan harga beras, harga raskin berkisar Rp 5.000 hingga Rp 5.800. ''Sekarang Raskin saja ikut naik,'' ujar Ny Siti Aisyah (53), pedagang beras.

Lantaran tingginya harga Raskin, pedagang tak berani beli. ''Harga Raskin juga naik. Sementara, jualnya membutuhkan waktu lama. Takutnya kualitasnya semakin buruk bila terlalu lama disimpan.''

Diakui, untuk penjualan Raskin biasanya pada saat-saat tertentu saja. Misalnya, saat musim hajatan. Saat itulah, banyak masyarakat yang mencari Raskin untuk menyumbang yang punya hajad.

Hampir sebagian besar penerima Raskin, selama ini melakukan tukar-tambah dengan beras yang kualitasnya lebih baik. Kalau dulu, satu karung atau 15 kilogram bisa dapat 10 kg beras kualitas bagus, sekarang paling hanya dapat delapan kilogram.

Sudah menjadi rahasia umum, jika warga penerima sebagian besar menukarkan Raskin dengan beras lain kualitasnya lebih bagus.

Pedagang beras di Pasar Jungke, Kabupaten Karanganyar, Santosa (50), membenarkan, warga menjual Raskin untuk di tukartambahkan dengan beras kulitas lebih baik. Namun, seiring naiknya harga beras gejala itu turun drastis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement