Sabtu 07 Mar 2015 20:31 WIB

Produksi Padi Bali Turun 2,74 Persen

Seorang petani memanen benih padi di lahan persawahan Desa Pekandangan, Indramayu, Jawa Barat.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Seorang petani memanen benih padi di lahan persawahan Desa Pekandangan, Indramayu, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Produksi gabah kering giling (GKG) Bali berdasarkan angka sementara pada 2014 turun sebanyak 24.148 ton atau 2,74 persen dibandingkan 2013.

"Menurunnya produksi padi itu akibat berkurangnya luas panen sebagai dampak dari pengaruh musim kemarau tahun lalu," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Sabtu (7/3).

Ia mengatakan secara total pada 2014 Bali memproduksi 857.944 GKG. penurunan produksi padi itu terjadi pada subround II, yakni Mei- Agustus 2014 sebanyak 9.325 ton GKG atau 3,49 persen dan subround III (September-Desember) sebanyak 21.819 ton GKG (6,73 persen).

Sedangkan pada subround I periode Januari-April 2014 justru terjadi kenaikan sebesar 6.996 ton GKG atau 2,41 persen.

Menurut Panusunan, penurunan luas lahan panen yang mengakibatkan penurunan produksi terjadi secara merata pada delapan kabupaten dan satu kota di Bali.

Namun, tambah dia, penurunan produksi padi yang relatif tinggi terjadi di Kabupaten Karangasem, daerah ujung timur Pulau Bali, akibat berkurangnya lahan sebesar 8.571 hektare atau turun 11,48 persen.

Perubahan iklim yang terjadi di kategori bulan kering, yakni bulan dengan rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm, kata dia, mengakibatkan kekeringan dan bahkan puso.

Di Bali selama 2014 terjadi tanaman padi puso seluas 807 hektare atau lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya seluas 54 hektare. Di Kabupaten Tabanan yang selama ini dikenal sebagai daerah gudang beras mengalami puso tertinggi mencapai 430 hektare.

Kekeringan atau musim kemarau, menurut Panusunan, juga berpengaruh terhadap mundurnya masa tanam dan musim panen sekitar satu bulan.

Selain kekeringan, ia menjelaskan penurunan produksi padi juga disebabkan oleh masalah di bidang pengairan atau ketersediaan air yang terbatas karena adanya perbaikan saluran irigasi.

Perbaikan irigasi itu antara lain terjadi di Kabupaten Gianyar sehingga mengakibatKAN jadwal penanaman padi mundur akibat perbaikan irigasi seluas 200 hektare yang belum tuntas. Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Karangasem yang menyebabkan kecilnya debit air di sejumlah kecamatan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement