Jumat 06 Mar 2015 16:24 WIB

Puncak Hujan Maret, Masyarakat Diimbau Waspada DBD

Rep: C10/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pasien DBD di RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur
Foto: ROL
Pasien DBD di RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Saat musim penghujan kasus Dengue Haemorrhagic Fever atau Demam Berdarah (DBD) meningkat. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan, pada awal tahun 2015 ada sebanyak 116 kasus DBD, dua diantaranya sampai meninggal dunia.

Kepala Bidang Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tasikmalaya, Budi Tirmadi mengatakan, masyarakat diimbau waspada dari serangan nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.  Sebab saat musim penghujan akan banyak genangan air tempat nyamuk tersebut berkembang biak.

"Kasus DBD biasanya meningkat saat musim hujan dan puncaknya pada Febuari, Maret dan April," ujar Budi kepada Republika, Jumat (6/3).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan, ada 848 kasus DBD pada tahun 2013, di 2014 ada 845 kasus. Tidak terjadi penurun yang signifikan. Pada Januari 2015, ada 86 kasus,  satu diantaranya meninggal dunia dan bulan berikutnya ada 28 kasus, satu diantaranya juga meninggal dunia.

Budi menjelaskan, ada beberapa faktor penyebab meningkatnya kasus DBD. Diantaranya, peningkatan dipengaruhi oleh musim, tingkat kepadatan penduduk dan pola hidup masyarakat.  "Kasus DBD akan tinggi pada populasi penduduk yang tinggi, sebab resiko penularan lebih tinggi," kata Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement