REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Total E&P Indonesie selaku operator yang menggarap blok Mahakam di Kalimantan Timur menginginkan adanya masa transisi. Hal itu menyusul habisnya masa Kontrak Kerjasama antara perusahaan itu dengan pemerintah.
Presiden Direktur Total Hardy, Pramono mengungkapan, masa transisi ini perlu untuk memberikan periode "transfer ilmu" dari Total kepada Pertamina selaku operator baru.
"Jadi transisi ini untuk memberikan transfer apa pun yang diperlukan. Jadi saya harapkan pemerintah jangan kasih gitu saja. Kan terbilang blok Mahakam ini yang paling besar dan terbilang sukses," jelas Hardy, Kamis (5/3).
Namun, Hardy menegaskan, dia menyambut baik apapun nanti keputusan pemerintah. Dia berharap agar nanti proses pergantian bisa berjalan dengan baik. Salah satu kendalanya, menurut Hardy, adalah teknologi. Menurutnya, perlu bagi pemerintah untuk memastikan keberlanjutan teknologi yang digunakan dalam mengeksplorasi dan mengeksploitasi blok Mahakam saat ini.