Rabu 04 Mar 2015 17:30 WIB

Pertahanan Laut Indonesia di Bawah Malaysia dan Singapura

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Angga Indrawan
   Sejumlah prajurit Korps Marinir TNI AL melakukan defile disela-sela upacara peringatan HUT Ke-69 Korps Marinir di lapangan tembak Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Jatim, Senin (17/11). (Antara/M Risyal Hidayat)
Sejumlah prajurit Korps Marinir TNI AL melakukan defile disela-sela upacara peringatan HUT Ke-69 Korps Marinir di lapangan tembak Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Jatim, Senin (17/11). (Antara/M Risyal Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekuatan pertahanan laut Indonesia dianggap masih tertinggal dari dua negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Hal ini tidak terlepas dari kondisi luas wilayah laut yang dimiliki Indonesia.

Tak hanya itu, sejauh ini pemerintah dinilai lebih fokus pembangunan pertahanan daratan, ketimbang pengembangan di wilayah laut.

"Namun, jika Indonesia mampu memenuhi Minimum Essential Forces (MEF), Indonesia berpeluang menyamai pertahanan laut Singapura," kata Geoffrey Till, Professor Emeritus bidang studi Maritim dari King's College, London, Inggris, saat bertemu wartawan di Jakarta, Rabu (4/3).

Lebih lanjut, Till menjelaskan, sejak pertama Singapura terbentuk sebagai negara, mereka memang memfokuskan pembangunan ke arah kekuatan kemaritiman. Hal ini berbeda dengan Indonesia.

"Masalahnya dalam beberapa tahun terakhir, fokus pembangunan Indonesia ada di darat. Baru saat ini Indonesia lewat Presiden Jokowi fokus membangun ketahanan laut," kata Till.

Namun, Till memastikan, kecukupan alat perang di sektor kemaritiman merupakan solusi utama. Bukan tidak mungkin, kata dia, MEF tersebut bisa tercapai dalam 10 tahun ke depan.

"Saya kira dalam 10 tahun, Indonesia bisa memenuhi dan mencapai MEF itu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement