Rabu 04 Mar 2015 16:23 WIB

Indonesia Bakal Berpartisipasi di IMDEX Asia 2015

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Julkifli Marbun
pesawat pengintai tak berawak Wulung
Foto: Republika/Yasin Habibi
pesawat pengintai tak berawak Wulung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- International Maritime Defence Exbihiton and Conference (IMDEX) Asia 2015 bakal segera digelar. Pameran dan Konferensi soal teknologi pertahanan di sektor kemaritiman itu bakal dihelat di Changi Exhibition Center, Singapura, pada 19 hingga 21 Mei 2015 mendatang.

Ajang ini menjadi kesempatan untuk Indonesia dalam upaya memperkuat Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista), terutama yang menyangkut dengan pertahanan di sektor maritim. Terlebih dengan adanya visi yang dihembuskan Presiden Joko Widodo, yang ingin menjadikan Indonesia sebagai 'poros maritim dunia'.

Ajang ini akan diikuti oleh berbagai industri-industri pertahanan internasional. Ajang ini jugha dapat membantu Indonesia dalam memperoleh informasi terbaru mengenai teknologi-teknologi mutakhir di bidang pertahanan maritim. Indonesia pun rencananya akan ikut ambil bagian dalam pameran ini.

TNI AL akan mengirimkan kapal perang jenis fregat dan kapal-kapal patroli. Selain TNI AL, empat negara juga akan turut mengirimkan kapal perangnya, yaitu Australia, Bangladesh, Malaysia, dan Oman. Bahkan, Kepala Staff Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi juga dijadwalkan bakal menghadiri ajang pameran dan konferensi ini.

KSAL akan bergabubg dengan Kepala Staff Angkatan Laut dari 15 negara. "Mengingat Indonesia sedang membangun sumber daya martitimnya, kami senang bahwa delegasi maupun pengunjung Indonesia melihat betapa pentingnya berpartisipasi dalam IMDEX Asia 2015," kata Leck Chet Lam, Managing Direktur Experia Events, penyelenggara IMDEX Asia 2015, di Jakarta, Rabu (43).

Lam menambahkan, pada gelaran IMDEX Asia 2013 setidaknya ada 194 pelaku industri pertahanan maritim dari 29 negara yang ikut ambil bagian. Angka ini pun diharapkan bertambah pada gelaran IMDEX Asia 2015. Selain itu, kawasan Asia Pasifk merupakan pasar terbesar kedua setelah Amerika Serikat dalam hal industri pertahanan.

Sedangkan untuk wilayah Asia Tenggara diproyeksikan bakal membelanjakan 25 miliar dolar AS untuk memberli kapal-kapal perang baru hingga 2031, termasuk kapal patroli, fregat, dan kapal amfibi yang diprediksi akan mendominasi proyek pertahanan laut pada masa mendatang.

Lebih lanjut, Lam menyebut, salah satu inovasi teknologi dalam industri pertahanan maritim adalah adanya drone. Namun, konsep drone ini tidak seperti konsep drone berupa pesawat tanpa awak. Namun, drone adalah kendaraan tanpa awak, sehingga tidak hanya mampu bergerak di udara, tapi juga mampu bergerak di darat dan laut.

"Drone ini adalah teknologi masa depan di sektor kemaritiman," kata Lam kepada wartawan.

Selain itu, yang lebih terpenting dan menarik adalah perlombaan ataupun pengembangan teknologi pengendalian drone tersebut. Inovasi-inovasi pengendalian drone ini akan menjadi salah satu perkembangan yang paling pesat dalam teknologi industri pertahanan. Sistem pengendalian drone tersebut bahkan telah menggunakan teknologi satelit bukan hanya sekedar pengendali jarak jauh.

Teknologi drone ini pun dianggap cukup murah dan efisien dalam melakukan operasi-operasi, baik operasi yang dilakukan militer ataupun operasi yang dilakukan oleh aparat penjaga pantai (coast guard).

Meski belum bisa memastikan adanya teknologi drone yang bakal dipamerkan di IMDEX Asia 2015, namun Lam akan berusaha keras untuk bisa menampilkan teknologi drone itu. "Saya akan mengusahakan agar ada peserta pameran yang menampilkan teknologi itu," ujar Lam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement