REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Seorang pengrajin batu akik Sudaryanto mencari peruntungan dengan memanfaatkan keramaian di sekitar Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah, menjelang pelaksanaan eksekusi terpidana mati kasus narkoba.
Dia tampak menggelar lapak dagangan di salah satu sudut halaman parkir Dermaga Wijayapura pascapemindahan tiga terpidana mati kasus narkoba ke Nusakambangan, Rabu (4/3). Kehadiran Sudaryanto pun menjadi perhatian para pecinta batu akik termasuk wartawan yang sedang meliput persiapan eksekusi terpidana mati. Mereka tampak mengerumuni lapak milik Sudaryanto sambil mengamati batu-batu akik yang dia jual.
Saat ditemui wartawan, dia mengaku baru mencoba jualan batu akik hasil karyanya di tempat itu dengan memanfaatkan keramaian yang ada. "Ya coba cari peruntungan. Bahan baku cincin akik ini merupakan batu-batuan asli Nusakambangan, biasanya saya cari sendiri di Nusakambangan," katanya.
Sebelum dijual, kata dia, bahan baku tersebut selanjutnya dibentuk sebagai cincin batu akik di rumah. Menurut dia, di Nusakambangan terdapat lebih dari 20 jenis bahan batu akik di antaranya bakau sakura, pancawarna, badar besi, tumpang, dan bulu anoman.
"Yang menjadi tren di Cilacap adalah batu tumpang dan bulu anoman," katanya.
Salah seorang kontributor televisi swasta nasional, Mardiyanto mengaku sangat tertarik terhadap cincin batu akik yang dijual Sudaryanto. "Saya termasuk kolektor batu akik. Cincin yang saya pakai ini merupakan batu Klawing," katanya.