Selasa 03 Mar 2015 18:41 WIB

Warga Malah Belum Tahu BBM Sudah Naik

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ilham
Petugas melakukan pengisian bahan bakar Liquid Gas for Vehicle (LGV) Vi-Gas di SPB Vi-Gas SPBU COCO 31.137.01, Gandaria, Jakarta, Jumat (27/2).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas melakukan pengisian bahan bakar Liquid Gas for Vehicle (LGV) Vi-Gas di SPB Vi-Gas SPBU COCO 31.137.01, Gandaria, Jakarta, Jumat (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sudah tiga hari harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium (Ron 88) naik dari Rp 6.600 menjadi Rp 6.800 per liter. Namun, masyarakat Lampung tidak tahu, bahkan tak sadar ada kenaikan.

Beberapa pemilik motor dan mobil di kota Bandar Lampung, yang ditemui mengaku tidak mengetahui bahwa harga BBM jenis premium sudah naik. Mereka, biasanya, hanya membeli dengan hitungan genap pecahan rupiah, bukan per liter. Selain itu, pedagang dan tukang ojek juga banyak yang tidak tahu harga BBM sudah naik meski kenaikannya Rp 200 per liter dari sebelumnya.

"Saya tidak tahu sama sekali kalau BBM naik lagi. Saya beli bensin tidak liat lagi, hanya beli dengan uang genap," kata Ikhsan, pegawai negeri yang baru pulang kampung dari Jawa Tengah. Ia bersama anaknya mengendarai mobil minibus, selama dalam perjalanan membeli premium dengan uang genap.

Burda, warga Wayhalim juga mengaku baru tahu kalau harga BBM naik. Padahal, kenaikan harga BBM sudah tiga hari. Selama itu, ia membeli dengan harga baru. Menurut dia, seharusnya pemerintah mengumumkan bila harga BBM akan naik atau turun, agar rakyat tidak dibuat pusing lagi.

"Memang kalau BBM naik banyak yang untung, termasuk harga bahan pokok naik duluan. Tapi transparansi dari pemerintah sangat penting. Jangan naikkan BBM diam-diam, giliran turunkan BBM diumumkan atau disosialisasikan," tuturnya.

Keuntungan "diam-diamnya" BBM naik, juga dirasakan dengan harga bahan pokok di pasar. Banyak pedagang tidak mengetahui harga BBM naik, meski Rp 200 per liter. "Coba kalau diumumkan atau diberitahukan sebelumnya, jelas harga kembali naik, padahal BBM naik hanya Rp 200 sedangkan barang dan ongkos naik bisa mencapai 25-50 persen," kata Wati, pedagang sayur di Pasar Pasir Gintung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement