Sabtu 28 Feb 2015 23:50 WIB

Konflik Dewasakan PPP

 Wapres Jusuf Kalla (tengah) didampingi Menag Lukman Hakim Saifuddin (kiri) dan Ketua Umum DPP PPP hasil Muktamar Surabaya Romahurmuziy (kanan) saat penutupan Mukernas I PPP versi Munas Surabaya di Jakarta, Kamis (19/2). (Republika/Yasin Habibi)
Wapres Jusuf Kalla (tengah) didampingi Menag Lukman Hakim Saifuddin (kiri) dan Ketua Umum DPP PPP hasil Muktamar Surabaya Romahurmuziy (kanan) saat penutupan Mukernas I PPP versi Munas Surabaya di Jakarta, Kamis (19/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR --  Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada tahun ini berusia 42 tahun. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil muktamar Surabaya M Romahurmuziy menyebut bahwa pada usia ini PPP semakin dewasa.

"Sebuah usia yang memasuki kematangan, seperti kata pepatah hidup dimulai pada usia 40 tahun. Sekarang kita sudah 42 tahun," kata Romi saat membuka Musyawarah Wilayah DPW PPP Sulawesi Selatan di Kota Makassar, Sabtu (28/2) malam.      

                                

Menurutnya, pada usia tersebut, dinamika di tubuh PPP semakin luar biasa. Termasuk, soal konflik dualisme kepengurusan yang terjadi saat ini. Bahkan, ia menyindir kubu pengurus PPP hasil muktamar Jakarta. "Saking semangatnya, di PPP ada muktamar sampai dua kali, ketua umumnya pun ada dua," kata Romi.

Menurut Romi, ini merupakan bentuk ekspresi kader partai. Pihaknya mengapresiasi kubu pengurus PPP muktamar Jakarta (kubu Djan Faridz). "Kadang-kadang dalam mendewasakan diri ada hal-hal yang harus dilakukan yang tidak pernah dilakukan sebelumnya," katanya.

Sekjen PPP kubu Romi (kubu muktamar Surabaya), Aunur Rofik mengatakan, kegiatan musyawarah wilayah di Sulawesi Selatan merupakan acara konsolidasi partai. Acara yang digelar di Makassar ini bertema 'Memperkokoh Konsolidasi dan Regenerasi untuk Modernisasi Partai'. Musyawarah ini dihadiri jajaran DPP dan sekitar lima ratus orang kader dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement