Sabtu 28 Feb 2015 19:55 WIB

Panen Padi, Menteri Marwan Ingin Indonesia Kurangi Impor Beras

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi panen Padi Kamajaya di Desa Bojong, Kecataman Bojong, Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (28/2).
Foto: Ist
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi panen Padi Kamajaya di Desa Bojong, Kecataman Bojong, Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (28/2).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) berupaya terus mengentaskan daerah tertinggal. Untuk itu, Menteri Desa PDTT Marwan Jafar mengunjungi Desa Bojong, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang, Banten pada Sabtu (28/2), yang termasuk daerah tertinggal.

Dalam blusukan kali ini, Marwan ikut mendatangi lokasi panen Padi Kamajaya, dan dilanjutkan dengan audiensi bersama seluruh kepala desa se-Kecamatan Bojong. Dia menyerap keluh kesah para kepala desa yang meminta agar daerahnya lebih diperhatikan pemerintah pusat.

Marwan yang disuguhi panganan lokal, seperti rambutan dan manggis, serta ikan bakar yang merupakan hasil budidaya tambak warga, merasa bangga melihat kenyataan tersebut. Pasalnya, ia melihat potensi besar yang bisa dikembangkan di Desa Bojong.

Karena itu, ia menyarankan agar dibentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Dengan begitu, diharapkan nantinya hasil pertanian, perkebunan, dan peternakan warga Bojong, bisa dipasarkan ke berbagai daerah.

"Ini hasil pertanian Bojong. Varietas lokal yang menjadi unggulan kalau bisa dipasarkan secara nasional bagus, ini bisa mendukung ketahanan nasional, agar harga beras tidak naik," kata Marwan.

Menurut dia, Desa Bojong memiliki banyak keunggulan yang bisa diberdayakan. Dia pun menyarankan agar aparatur desa bekerja keras untuk bisa menghasilkan produk lokal andalan yang menjadi ciri khas desa.

"Kalau bisa berjalan mulus, apa yang ditargetkan swamsebada bisa tercapai. Apalagi kalau bisa mengubah cara tradisonal menjadi lebih organisasi,  tentu hasil pertanian akan lebih baik," kata politikus PKB tersebut.

Dengan banyaknya produk unggul pertanian, seperti padi Kamajaya, Marwan menilai, ke depan Indonesia bisa lepas dari belenggu impor beras. "Bulog harus beli hasil pertanian kita biar petani diberdayakan. Kita minimalisir lah impornya."

Marwan juga mengungkap, terdapat 119 desa tertinggal di Pandeglang. Untuk mengatasi itu, pihaknya mengucurkan bantuan sebesar Rp 11,5 miliar yang digunakan untuk program peningkataj kesejahteraan masyarakat.

Anggaran itu di luar dana desa sebesar Rp 1,4 miliar. Melihat komitmen aparatur desa, pemda, dan pemerintah pusat dalam upaya memajukan daerah tertinggal, Marwan optimistis Pandeglang, khusunya Desa Bojong bisa lebih maju. Kita harapkan lima tahun ke depan bisa terentasakan status desa tertinggal."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement