REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengamat pos Gunung Api Lokon dan Mahawu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung di Kakaskasen, Kota Tomohon, terus melakukan evaluasi kegempaan vulkanik Gunung Lokon yang mulai menurun aktivitasnya.
"Dalam sehari rata-rata kegempaan vulkanik yang terekam sudah di bawah 10 kali atau berkurang signifikan bila dibandingkan dengan peningkatan aktivitas pada Minggu, 15 Februari lalu yang mecapai seratusan kali," kata Kepala Pos Pengamatan Farid R Bina di Tomohon, Jumat (27/2).
Farid mengatakan, pihaknya terus melaporkan rekaman gempa yang terjadi setiap enam jam ke PVMBG Bandung untuk dievaluasi apakah sudah memungkinkan statusnya saat ini yaitu siaga pada level III diturunkan ke waspada level II atau belum.
"Kita akan tunggu bagaimana tindak lanjutnya setelah ada tim PVMBG Bandung yang akan datang ke sini. Namun intinya kegempaan vulkanik sudah menurun beberapa hari terakhir ini," ujarnya.
Meski begitu dia mengharapkan aktivitas pendakian menuju ke kawah atau puncak Gunung Lokon dihentikan untuk sementara waktu sambil menunggu statusnya benar-benar aman untuk aktivitas tersebut.
Apalagi kata dia, hingga saat ini radius bahaya sejauh 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan, Gunung Lokon belum dicabut karena aktivitas vulkanik fluktuatif.
"Memang saat ini banyak yang melakukan aktivitas pendakian. Pemerintah sudah melarang, tetapi tetap saja ada yang menerobos. Kami hanya berharap dihentikan dulu sementara waktu karena berbahaya bila terjadi letusan secara tiba-tiba," ungkapnya.
Salah satu gunung api aktif di Provins Sulawesi Utara ini terakhir bererupsi pada September tahun lalu dan kemudian mereda, aktivitasnya kembali meningkat pada 15 Februari, di mana dalam sehari rata-rata rekaman gempa di atas seratusan kali.