Jumat 27 Feb 2015 17:38 WIB

Rachmat Gobel Enggan Komentar Soal Harga Beras

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Winda Destiana Putri
Warga membeli beras di agen beras Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (23/2).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Warga membeli beras di agen beras Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Harga beras di masyarakat semakin melambung tinggi. Operasi pasar yang dilakukan oleh Bulog belum dapat menekan harga di pasaran.

Kementerian Perdagangan menduga kenaikan tersebut karena adanya permainan yang dilakukan mafia beras. Namun, pemerintah belum melakukan langkah selanjutnya untuk menstabilkan harga beras tersebut.

Ketika ditemui di acara peresmian ekspor perdana sepeda motor Suzuki Address di Bekasi, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel enggan berkomentar lebih lanjut terkait kenaikan harga beras tersebut

"Soal beras, saya tidak mau komentar," ujarnya kepada wartawan, Jumat (27/2).

Penyaluran beras dapat dilakukan melalui tiga cara yakni melalui food station atau pasar induk beras, melalui PD Pasar Jaya, dan satgas yang diterjunkan langsung. Pada pertengahan Februari 2015, Bulog telah melakukan operasi pasar dengan menurunkan satgas yang menyalurkan beras secara langsung ke masyarakat.

Distribusi melalui satgas ini dilakukan di 50 titik Jadetabek. Kemasan beras yang dijual ke masyarakat yakni ukuran lima kilogram dengan harga Rp 7400 per kilogram. Namun, operasi pasar tersebut pun belum bisa menurunkan harga beras di pasaran, yang kini mulai merangkak naik mencapai sekitar 30 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement