REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) perwakilan Bali, Dewi Setyowati, mengungkapkan ekspektasi masyarakat juga ikut memengaruhi kenaikan harga beras. Oleh sebabnya, operasi pasar berperan penting dalam meredam ekspektasi tersebut.
''Inflasi salah satunya dibentuk ekspektasi masyarakat terhadap akan adanya kenaikan harga. Ini juga harus kita cegah," kata Dewi di Denpasar, Bali, Jumat (27/2).
Adanya pemberitaan nasional terhadap kenaikan harga beras juga menggiring ekspektasi masyarakat. Padahal, kata Dewi, rata-rata kenaikan harga beras di Bali berdasarkan pantauan di Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis (SiGapura) masih dalam batas wajar, sekitar 2-3 persen.
"Ini jauh lebih rendah dibandingkan provinsi lain di Indonesia yang mencapai 10 persen," kata Dewi.
Dewi meyakini fenomena kenaikan harga beras saat ini masih berdampak aman terhadap inflasi. Menurutnya, inflasi masih akan terjaga baik sampai akhir 2015, sekitar 4,5 ± 1 persen.
Keyakinan ini dipengaruhi beberapa faktor, seperti adanya kebijakan pemerintah dalam penurunan harga bahan bakar minyak (BBM), panen raya beberapa komoditas, dan adanya peran tim pengendali inflasi daerah (TPID) di seluruh kabupaten kota.