Jumat 27 Feb 2015 10:01 WIB

Gawat! Penderita HIV/AIDS di Bandung Didominasi Ibu Rumah Tangga

Rep: C80/ Red: M Akbar
 Sejumlah elemen masyarakat melakukan aksi kampanye anti-HIV&Aids; (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sejumlah elemen masyarakat melakukan aksi kampanye anti-HIV&Aids; (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG –- Provinsi Jawa Barat menempati posisi keempat dengan jumlah penderita HIV/AIDS terbanyak di Indonesia. Kasus HIV-AIDS pada ibu rumah tangga dan bayi yang dilahirkannnya meningkat sejak lima tahun terakhir. Sebagian besar Penularannya terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman dengan suaminya yang telah terjangkit HIV.

Kepala Klinik HIV-AIDS RS Hasan Sadikin Bandung dr. Nirmala Kesuma mengatakan, dari sejumlah kasus penderita HIV-AIDS kebanyakan menjangkiti ibu rumah tangga dan anak yang dilahirkannya.

“Data dari Kemenkes RI, Jawa Barat menempati posisi keempat untuk jumlah kasus HIV-AIDS tertinggi setelah DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Papua. Hingga September 2013. Jumlah kasus mencapai 13.471, dengan 9.340 di antaranya HIV positif dan 4.131 AIDS,” katanya, saat memberikan pelatihan penanganan HIV-AIDS di RSUD Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (27/2).

Nirmala mengungkapkan, Kota Bandung menempati urutan tertinggi untuk kasus HIV-AIDS dengan jumlah kasus hampir separuhnya dari total kasus di seluruh Jawa Barat. Dengan mayoritas penderita berusia 22 -44 tahun dan rata-rata merupakan ibu rumah tangga.

Sejak setengah dekade terakhir, kata dia, apabila pada sebelumnya penularan HIV-AIDS kebanyakan terjadi melalui jarum suntik yang tidak steril pada populasi pengguna narkoba suntik. Namun saat ini tren penularan HIV/AIDS beralih melalui transmisi seksual.

‘’Jumlah kasus HIV-AIDS ini bisa jadi merupakan fenomena gunung es karena pada faktanya, pasti lebih banyak lagi kasus yang belum terungkap,’’ ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, untuk mengantisipasi dan menangani korban HIV-AIDS, setiap RSUD di Jawa Barat seharusnya memiliki layanan khusus untuk menangani penderita HIV-AIDS. Layanan tersebut juga dibutuhkan untuk mendeteksi dini gejala HIV-AIDS.

Nirmala mengungkapkan, di Kabupaten Bandung sendiri, jumlah kasus HIV-AIDS cukup tinggi. Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung menunjukkan, jumlah pendertia HIV-AIDS mencapai 93 orang. Pendataan dilakukan sejak awal 2013 hingga September 2014 lalu dengan melibatkan lima puskesmas di Kabupaten Bandung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement