Kamis 26 Feb 2015 05:50 WIB

Banyuwangi Surplus Beras

Pekerja memasukkan beras ke karung di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Ahad (22/2).  (Republika/Yasin Habibi)
Pekerja memasukkan beras ke karung di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Ahad (22/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANYUWANGI—Saat daerah lain mengalami krisis beras, Kabupaten Banyuwangi ternyata  sejatinya dalam kondisi surplus beras.

"Di gudang Bulog ada 32 ribu ton beras. Dari jumlah itu, 4 ribu ton untuk beras raskin, 8 ribu ton didistribusikan ke luar daerah, dan sisanya 20 ribu ton dibuat operasi pasar," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam rilisnya, Kamis (26/2).

Wakil Kepala Perum Bulog Subdivre Banyuwangi Komuli juga menjanjikan semua beras raskin sebanyak 4 ribuan ton rampung terdistribusi ke 130.596 RTS. Bulog membanderol harga beras raskin sebesar Rp 1.600 per kilogram.

"Kami akan kerja di hari libur. Semoga masyarakat miskin tidak terimbas kenaikan harga beras," ujar Komuli.

Operasi pasar juga akan digelar di tujuh titik lokasi pada Jumat, 27 Februari 2015. Harga beras operasi pasar di kisan kisaran Rp 7.300-7.400 per kilogram, dimana setiap orang dibatasi maksimal beli 15 kilogram beras tiap operasi pasar. Saat ini harga beras di Banyuwangi berada di level Rp10.000-10.500 per kilogram.

Banyuwangi adalah salah satu lumbung pangan nasional. Pada 2014, produksi padi sawah di Banyuwangi mencapai 772.109 ton dengan tingkat produktivitas 6,5 ton per hektare.

"Kami menyiapkan program pemberian insentif hadiah untuk petani yang bisa meningkatkan produktivitas lahannya menjadi 8-10 ton per hektar. Nanti akan diverifikasi oleh penyuluh pertanian dan petugas lapangan lainnya," kata Anas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement