REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak masyarakat di sekitar Waduk Jatiluhur yang bermata pencaharian sebagai pembudidaya ikan, mensomasi otoritas pengelola waduk terbesar di Jawa Barat tersebut.
Ajakan itu setelah hasil penelitian menyorot kualitas air waduk yang semakin menurun, sehingga membuat ribuan ikan di waduk itu mati. Semakin sedikitnya ikan di waduk ini, tak lepas dari jumlah jala apung yang dipakai para pembudidaya semakin banyak.
Susi menyebut, Waduk Jatiluhur hanya berkapasitas 4.000 jala apung. Sedangkan saat ini, ada 26 ribu jala apung yang memenuhi waduk. Inilah yang membuat saya dukung waduk tidak mampu lagi menghidupi ikan di sana.
"Kemarin saya kasih ide kepada masyarakat untuk melakukan class action kepada otoritas yang melakukan pembiaran Bendungan Jatiluhut dari 4.000 menjadi 26 ribu. kematian ribuan ton ikan terjadi tiap tahun," jelas Susi, Rabu (25/2).
Susi mengaku sudah mendapat dukungan dari Bupati Purwakarta. Ia meminta kepada masyarakat untuk ikut melawan, karena daya dukung waduk sudah semakin anjlok.
"Bukan kita tidak mau memberikan kesempatan pada semua masyarakat, tapi kalau daya dukungnya melebihi kan mati semua. Kematian massal ikan di setiap waduk. Orang tanami ikan kan mau dapat hasil," ujar Susi.
Apabila ada banyak ikan yang mati, justru masyarakat pula yang akan merugi. Untuk itu, ke depan Menteri Susi akan duduk bersama dengan pejabat daerah untuk mencarinya solusi jangka panjang bagi keberlangsungan budidaya perikanan di Waduk Jatiluhur.