REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Badan Urusan Logistik Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendistribusikan 10 ton beras dalam kegiatan operasi pasar di Kota Yogyakarta.
"Total beras yang akan didistribusikan dalam kegiatan operasi pasar kali ini 13,7 ton untuk tiga wilayah, yaitu Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulonprogo. Yogyakarta memperoleh kuota terbanyak," kata Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional DIY Langgeng Wisnu Adinugroho di Yogyakarta, Rabu (25/2).
Kegiatan operasi pasar di Kota Yogyakarta, rencananya akan dilakukan di sembilan pasar tradisional, termasuk Pasar Kotagede, Lempuyangan dan Prawirotaman serta di beberapa kecamatan.
Kuota beras yang akan didistribusikan di tiap lokasi berbeda-beda, berkisar antara 500 kilogram hingga 1,5 ton. Beras dengan kualitas cukup baik tersebut dijual dengan harga Rp 6.800 perkilogram. Berdasarkan pemantauan di Pasar Beringharjo, harga beras bervariasi antara Rp 10.500 perkilogram hingga Rp 11.500 perkilogram, tergantung jenis beras.
Kenaikan harga beras di pasar tradisional, lanjut Langgeng, dipicu oleh berbagai faktor seperti tidak adanya distribusi beras untuk masyarakat miskin selama tiga bulan.
"Jika setiap bulan kami menyalurkan sekitar 4.300 ton beras untuk masyarakat miskin (raskin), maka dalam tiga bulan ada 12 ribu ton beras yang tidak diterima masyarakat miskin," ujarnya.
Selain itu, musim kemarau pada 2014 berlangsung lebih panjang sehingga masa tanam petani mundur serta adanya kenaikan harga bahan bakar minyak yang dibutuhkan untuk mesin penggiling padi.
Saat ini, Bulog DIY memiliki stok beras sebanyak 8.753 ton yang bisa memenuhi kebutuhan selama tiga bulan. Bulog DIY juga akan memperoleh tambahan beras 7.000 ton yang berasal dari Jawa Timur dan Solo.