Selasa 24 Feb 2015 16:28 WIB

Masyarakat Keluhkan Harga Beras yang Kian Melambung

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Indira Rezkisari
Warga membeli beras di agen beras Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (23/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Warga membeli beras di agen beras Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Warga masyarakat Kota Denpasar mengeluhkan lonjakan harga beras yang mencapai 30 persen. Namun demikian kata Supinah, mereka terpaksa membeli beras, kendati harganya mahal dan memberatkan.

"Mau apa lagi, kalau harga BBM naik kami masih berjalan kaki atau tidak keluar rumah. Tapi kalau harga beras yang naik, kami pasti harus membelinya. Kalau tidak, anak kami mau makan apa," kata Supinah, Selasa (24/2).

Warga asal Banyuwangi Jawa Timur, yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Denpasar, itu mengatakan menaikkan harga beras, sama saja dengan kami dipaksa untuk memberi barang dengan harga mahal. Sampai saat ini sebutnya, dia masih bisa menyiasati keuangan, sehingga masih bisa membeli beras.

Tetapi kalau harga beras terus melambung katanya, dia tidak tahu harus berkata apa. Supinah merinci, sebagai pembantu rumah tangga, penghasilannya hanya Rp 700 ribu sebulan. Ditambah dengan penghasilan suami sebagai kuli bangunan sebesar Rp 1,55 juta, dia hanya punya uang Rp 2,25 juta. Untuk hidup di Denpasar, dengan tiga anak yang sedang bersekolah SD, jumlah itu tidak mencukupi.

Buruh panggul di Pasar Badung asal Desa Petang Kabupaten Badung, Nuratmi mengatakan, mengaku sudah membicarakan kenaikan harga-harga. Memang katanya, untuk bumbu-bumbuan dan sayur-sayuran, tidak ada kenaikan harga yang berarti. Namun kenaikan harga beras menjadi pukulan berat. "Kalau bertinju ini pukulan KO," kata perempuan bertubuh agak gemuk itu.

Dikatakannya, seharusnya pemerintah bisa mengontrol harga, mana yang bisa diaikkan dan mana yang tidak dan kapan pula waktunya. Di tengah situasi sulit seperti sekarang ini, kata Nuratmi, tidak pantas kalau ada harga kebutuhan pokok yang naik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement