REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak bisa menyembunyikan kekecewaannya atas penolakan Presiden Brasil Dilma Rousseff terhadap penyerahan surat kepercayaan (credential letter) Duber RI untuk negara tersebut, Toto Riyanto, di Istana Kepresidenan Brasil, Jumat (20/2) pukul 09.00 waktu setempat.
Yang membuat Presiden Jokowi sangat kecewa adalah penolakan itu disampaikan saat Dubes Toto Riyanto sudah tiba di Istana Kepresidenan Brasil untuk bersiap-siap menyerahkan credential. Namun sesaat sebelum acara dimulai, Dubes Toto dipanggil Menlu Brasil yang menyampaikan penundaan penerimaan credentialnya oleh Presiden Dilma Rousseff.
“Iya (saya kecewa) karena beliau (Toto Riyanto) sudah sampai di tempat acara kemudian tidak diterima,” kata Presiden Jokowi seusai menerima Dubes RI untuk Brasil Toto Riyanto, yang didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (24/2).
Presiden Jokowi menilai, penolakan credential Dubes RI saat sudah berada di Istana Kepresidenan itu merupakan masalah besar, karena menyangkut kehormatan bangsa. Karena itu, Presiden lantas mengambil keputusan untuk memanggil pulang Dubes Toto Riyanto ke Jakarta..
“Hari Jumat malam saya dengar kabar mengenai kejadian credential dari Bu Menlu, dan saya perintahkan Dubes kita di Brasil untuk ditarik ke tanah air,” kata Jokowi.
Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi mengatakan Presiden Jokowi marah besar setelah mengetahui penolakan nota kepercayaan Duta Besar Indonesia untuk Brazil, Toto Riyanto, kepada Presiden Brasil.
“Ini adalah masalah martabat bangsa, masalah kedaulatan karena duta besar hadir di sana bukan mengatasnamakan pribadi tapi membawa surat kepercayaan Presiden RI,” katanya.
Menlu menjelaskan, pemerintah Indonesia tak mengerti kenapa masalah ini bisa terjadi. Sebab, hal seperti ini tak pernah terjadi sebelumnya.
“Kita menyampaikan protes keras,” ujarnya.