REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bulog Divre Jabar mengklaim stok beras aman untuk 3 bulan kedepan. Stok diperkirakan akan semakin berlimpah karena sejumlah daerah mulai memasuki masa panen.
Menurut Kepala Divre Bulog Jabar Alip Afandi, pihaknya sedang menggeser stok dari gudang-gudang Bulog yang berada di wilayah Pantura seperti Cirebon, Indramayu dan Subang. Stok, akan dialihkan ke gudang di wilayah yang belum panen seperti Bandung, Cianjur dan Ciamis.
Pengosongan gudang di Pantura tersebut, kata dia, dilakukan karena wilayah Pantura memasuki masa panen. Stok dipastikan akan berlipat usai panen. "Stok kita masih aman untuk tiga bulan kedepan. Stok yang di Bandung saja mencapai 15.000 ton," ujar Alif kepada wartawan, Senin petang (23/2).
Bulog Jabar, kata Alif, menargetkan penyerapan pada tahun ini sebesar 400.000 ton. Target tersebut optimistis bakal tercapai mengingat produksi beras tahun ini diperkirakan akan sangat baik. "Kami siap tampung seluruh beras dari petani," katanya.
Alif mengatakan, untuk mengendalikan harga beras, pihaknya akan mengandalkan Raskin yang telah mulai disalurkan sejak Januari lalu. Bulog dan Pemprov akan melakukan rapat koordinasi untuk mempercepat penyaluran raskin.
Selain Raskin, kata dia, pihaknya juga akan mengandalkan Operasi Pasar untuk beras. Hingga kini baru Bandung yang telah melakukan OP, menyusul kemudian Bekasi Karawang, Bogor, Depok, dan Ciamis. Bulog mendorong kabupaten/kota untuk segera mengajukan permohonan OP serupa.
Alip memperkirakan pasar di Jabar akan berlimpah beras berkat pasokan dari Jateng. Hal ini membuat harga Gabah Kering Panen (GKG) di Jabar turun menjadi Rp4.500/kg dari sebelumnya Rp4.800/kg pada pekan lalu.
Pasokan beras tersebut, kata dia,berasal dari Demak dan Pati. Kemudian akan diikuti Sragen dan Ngawi yang juga akan memasuki masa panen. Beras dari Jateng mengalir ke Jabar, karena punya pasar yang agresif. ''Dengan demikian harga beras di Jabar diperkirakan akan turun," katanya.