Selasa 24 Feb 2015 09:20 WIB

Kadin Sulsel Khawatir Mengenai MEA

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Satya Festiani
Industri Kecil Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/ss/pd/15
Industri Kecil Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulsel, Zulkifli Gani Otto, mengungkapkan, ada lima kekhawatiran pengusaha dalam menyambut Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) yang akan mulai berlaku tahun ini. Kekhawatiran yang dimaksud adalah kualitas barang yang diproduksi kurang didukung desain yang menarik. Akibatnya, barang yang diproduksi tidak bisa bersaing denga produk luar negeri.

Permasalahan lain yaitu mengenai pajak dan bunga bank. Kedua persoalan itu merupakan kewenangan pusat untuk mengaturnya. Persoalan keempat adalah infrastruktur yang kurang mendukung.

Dia mencontohkan, jika barang untuk diekspor harus transit di pelabuhan Tanjung Perak, barang bisa rusak sebelum di ekspor karena lama dalam perjalanan dan tidak tersedianya fasilitas pengawet produk. Persoalan terakhir mungkin mengenai sumber daya manusia (SDM) Indonesia, dinilai belum banyak yang memiliki kompetitif untuk bersaing dengan negara asing seutuhnya.

"Inilah berbagai hal menyelimuti kekhawatiran Kadin untuk bersaing dengan produk luar negeri," ungkap Zulkifli,  Senin (23/2).

Dia melanjutkan, tiga persoalan yang dihadapi Kadin yakni SDM, infrastruktur, dan perbaikan kemasan produk diyakini mampu dicarikan jalan keluar oleh pemrrintah provinsi. Namun dua yang menjadi persoalan utama, tingginya pajak dan suku bunga merupakan kewenangan pusat.

"Saya harap pemerintah pusat bisa mengambil sikpa tegas untuk memperjuangkan industri Indonesia," lanjut dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement