REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) akan melanjutkan pengembangan Baron TechnoPark yang sudah tiga tahun ini terhenti.
Hal itu dikemukakan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X pada wartawan usai melakukan pertemuan dengan tim dari BPPT, di Kepatihan Yogyakarta, Senin (23/2). Lahan yang dimiliki BPPT untuk Baron TechnoPark seluas Sembilan hektar.
Baron TechnoPark ini nanti bisa digunakan sebagai pengembangan studi untuk anak-anak. Anak-anak bisa melihat angin, matahari, gelombang laut dan bioetanol.Sehubungan dengan hal itu, kata Sultan, pihaknya saya meminta kepada BPPT gambar desainnya Baron TechnoPark dan akan dievaluasi lagi.
"Saya minta tolong kepada BPPT gambar Baron TechnoPark yang dulu dan mengevaluasi apa yang menjadi tanggung jawab Pemda DIY dan Pemda Kabupateb Gunungkidul serta pihak lain," kata dia.
Sebelum dimulai pengembangan Baron TechnoPark, akan dilakukan penandatangan kesepakatan kerjasama (MoU) antara Pemda DIY dengan BPPT dan sebelumnya dari BPPT diminta untuk melakukan presentasi.
Sementara itu Sekretaris Daerah I Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Didik Purwadi mengatakan dilanjutkannya pengembangan Baron TechnoPark karena Presiden Jokowi akan mengembangkan 100 TechnoPark dan BPPT mendapat jatah sebanyak 10 TechnoPark dan salah satunya adalah Baron TechnoPark.
Sebagaimana yang telah diketahui Baron TechnoPark ini merupakan tempat konservasi energi terbarukan yaitu dari angin, matahari, gelombang laut, dan sebagainya . Diharapkan turbin angin, mikro hidro atau biomassa. Yang diharapkan dapat memberikan pasokan energi listrik terutama bagi kawasan sekitar Baron sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Namun setelah diresmikan pada tanggal 5 Juni 2012, tempat konservasi energi yang mendapat bantuan hibah dari Pemerintah Norwegia tersebut seperti tak terurus. Karena sudah tidak mendapatkan bantuan dana lagi. Karena itu BPPT akan memulai untuk melakukan pembangunan dan pengembangan Baron TechnoPark.