Senin 23 Feb 2015 13:16 WIB

Kenaikan Beras Untungkan Petani

Rep: C80/ Red: Angga Indrawan
Petani (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Petani (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kenaikan harga beras memang dikeluhkan oleh masyarakat dan pedagang. Namun bagi petani, kenaikan justru memiliki berkah tersendiri. Petani mengaku mendapat keuntungan lebih dari naiknya harga beras tersebut.

Berkah datang untuk Atang (61 tahun), salah seorang petani di Kampung Sukamanah, RT 5/3, Desa Bojongkunci, Kecamatan Pameungpeuk. Dia sangat bersyukur dengan harga beras saat ini. Sebab, dengan kenaikan harga tersebut  membuat pendapatannya bertambah.

"Biasanya kan pas-pasan kalau jual gabah itu. Tapi dengan harga sekarang itu sangat menguntungkan," kata Atang, Senin (23/2)

Atang mengungkapkan, satu kuintal gabah basah saat ini dijual Rp 500 ribu. Padahal sebelumnya, harga gabah berkisar di harga Rp 400 ribu per kuintal. Sebab itu, lanjut dia, kenaikan harga beras ini sangat membantu kehidupan petani.

"Mudah-mudahan saja harganya stabil terus sampai nanti panen. Tapi biasanya bakal turun kalau masuk musim panen," ujarnya.

Sementara itu, kenaikan harga beras tetap dikeluhkan para pedagang. Akibatnya, para pelanggan banyak yang mengurangi pembelian beras mereka.

Tata (63), salah seorang pedagang di Jalan Terusan Bojongsoang, Kabupaten Bandung mengatakan, kenaikan harga beras terjadi sejak pertengahan Januari. Pasokan beras yang dijualnya berasal dari wilayah Jawa Tengah. Sedangkan pasokan dari wilayah Jawa Barat sangat minim.

"Ini barangnya saya dapat dari Demak, Sragen dan Slawi. Itu juga barangnya kurang bagus. Barang dari Jawa Baratnya belum ada karena belum panen," kata Tata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement