Senin 23 Feb 2015 14:23 WIB

Suplai Beras DKI Merosot 150 Persen

Rep: c97/ Red: Angga Indrawan
 Pekerja mengangkat beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Ahad (22/2).   (Republika/Yasin Habibi)
Pekerja mengangkat beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Ahad (22/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas UMKM dan Perdagangan DKI, Joko Kundaryo menyebut bahwa suplai beras ke Ibu Kota berkurang lebih dari 150 persen. Hal ini disebabkan karena kelangkaan beras. Tidak hanya di Jakarta, hampir semua daerah di Indonesia mengalami hal yang sama.

Menurutnya, fenomena yang sama pun terjadi di daerah lain. "Suplai normalnya kan 2.500 ton per hari. Sekarang hanya 1.000 ton," ujar Joko kepada Republika di Balai Kota, Senin (23/2).

Ia memprediksi karena sebab itulah harga beras naik. Saat ini nilai jual beras medium mencapai Rp 12 ribu per kilogram. Sedangkan harga beras premium bisa di atas Rp 15 ribu.

Menurut Joko, pemerintah tidak bisa mengendalikan harga beras premium. Harga beras dengan kualitas tinggi terbentuk sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pedagangnya.

"Petani baru akan panen bulan maret nanti. Bahkan diperkirakan akan mundur," ucap Joko.

Namun begitu sampai sekarang ia mengaku belum menemukan indikasi penimbunan. Sehingga kondisi pasar masih tetap aman. Persediaan beras DKI sendiri masih cukup untuk enam bulan ke depan. Tapi yang tersedia di bulog adalah jenis medium.

Untuk menanggulangi kenaikan harga, lanjut Joko, operasi distribusi beras akan segera dilakukan. "Kami sedang mendata jumlah kecamatan dan kelurahan mana saja yang membutuhkan," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement