Senin 23 Feb 2015 12:06 WIB
Koin untuk Australia

Muhammadiyah Dukung Gerakan Koin untuk Australia

Rep: C02/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
  Ratusan masyarakat yang tergabung dalam koalisi pro Indonesia menggelar gerakan Koin untuk Australia di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (22/2).  (Republika/Yasin Habibi)
Ratusan masyarakat yang tergabung dalam koalisi pro Indonesia menggelar gerakan Koin untuk Australia di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (22/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Muhammadiyah dukung sikap masyarakat Indonesia yang mengumpulkan koin untuk Australia. Dukungan tersebut disampaikan Bendahara Umum PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, Senin (23/2).

“Kita dukung gerakan koin untuk Australia tersebut,” ujar Anwar Abbas kepada ROL, Senin (23/2). Menurutnya, koin untuk Australia tersebut melambangkan masyarakat Indonesia mampu ganti rugi bantuan tidak Ikhlas Australia pada korban tsunami di Aceh 2004. 

Ia berharap dengan gerakan tersebut, Australia paham bahwa bangsa Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Sehingga kehormatan bangsa Indonesia tidak bisa dibeli dengan bantuan tidak ikhlas tersebut.

Katanya, dengan mengungkit bantuan tersebut berarti Australia menganggap masyarakat Indonesia berhutang.  Sehingga memaksa Indonesia untuk mengganti hutang tersebut dengan membebaskan dua terpidana mati asal Australia tersebut.

“Kita ganti saja bantuan itu,” kata Anwar Abbas

Anwar Abbas mengatakan, Australia boleh dan sah membela masyarakatnya dan mengupayakan masyarakatnya terbebas dari hukuman mati. Namun, sikap Australia yang mengungkit kembali bantuan yang diberikannya dinilai tidak menghormati Indonesia.

Australia sebagai negara terhormat harus menghormati hukum di Indonesia.  Indonesia sah-sah saja menghukum mati siapa saja yang mengedarkan narkoba di Indonesia, karena sesuai hukum. 

Tidak hanya pengedar dari Australia, pengedar narkoba dari negara manapun harus dihukum mati di Indonesia. Sebab Indonesia tidak mau menjadi pasar perdagangan narkoba.  “Indonesia jangan mundur setapak pun untuk eksekusi hukuman mati Bali Nine,” tegas dia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement